Seorang wanita menulis 11 (sebelas) poin isi hatinya di media sosial, saya merasa sependapat dengan pernyataan yang di tulisnya dan saya rasa perlu untuk mere-postnya.
Tulisan itu di awali dengan kata pengantar, bunyinya:
" Aku memilihmu bukan karena aku tahu aku akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu persembahkan untukku. Harta tidak pernah lebih penting dari kebersamaan kita membangun keluarga karena kita tidak hidup untuk hari ini saja."
11 isi hati yang ditulisnya adalah sebagai berikut:
1. Jangan pilih aku jadi istrimu, jika nanti kamu malu membawaku ke pesta pernikahan teman-temanmu dan memperkenalkanku sebagai istrimu. Meski aku bangga karena kamu memilihku, tapi takkan kubiarkan kata-katamu menyakitiku.
Bagiku pasangan bukan sebuah trophy apalagi pajangan, bukan hanya seseorang yang sedap dipandang mata saja, tapi bisa menyejukkan batin ketika dunia tak lagi ramah menyapa. Rupa adalah anugerah yang akan pudar terkikis waktu dan pada saat itu kamu akan tahu kalau pikiran dangkal telah menjerumuskanmu.
2. Jangan pilih aku jadi istrimu, jika nanti kamu cepat bosan dan berpaling mencari pengganti ketika tubuhku tak selangsing sekarang. Kamu tentunya tahu kalau kamu juga ikut andil besar dengan melarnya tubuhku karena aku tidak lagi punya waktu untuk diriku sedang kamu selalu menyempatkan diri ketika teman-temanmu mengajakmu berpetualang.
3. Jangan buru-buru menjadikanku istrimu, jika saat ini kamu masih belum bisa menerima kekurangan dan kelebihanku. Sedang dengan seiring berjalannya waktu, kekurangan bukan semakin tipis tapi tambah nyata dan kelebihanku mungkin akan mengikis kepercayaan dirimu. Kamu harus tahu perut buncitmu tak sedikitpun mengurangi rasa cintaku dan prestasimu membuatku bangga bukan justru terluka
4. Jangan buru-buru menjadikanku istrimu, jika saat ini kamu masih ingin bersenang-senang dengan teman-temanmu dan beranggapan aku akan melarangmu bertemu mereka setelah kita menikah. Kamu harus tahu akupun masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku untuk sekedar ngobrol atau creambath di salon dan tak ingin apa yang disebut “kewajiban” membuatku terisolasi dari pergaulan ketika aku semakin disibukkan dengan urusan rumah tangga. Menikah bukan untuk menghapus identitas kita sebagai individu tapi kita tahu kita harus selalu menghormati hak masing-masing tanpa melupakan kewajiban.
5. Jangan buru-buru menikahiku, jika saat ini kamu masih ingin meraih mimpimu dan aku hanya akan jadi penghalang untuk langkahmu itu.Meski menikah denganmu adalah impian terbesarku, aku tidak akan keberatan menunda itu demi cita-citamu karena aku juga punya cita-cita dan aku tahu bagaimana rasanya jika berhasil meraihnya.
6. Jangan buru-buru menikahiku, jika saat ini kamu sungkan pada orang tuaku dan merasa tidak nyaman karena waktu semakin menunjukkan kekuasaannya. Bagiku hidup lebih dari angka yang kita sebut umur, aku tidak ingin menikah hanya karena kewajiban atau untuk menyenangkan keluargaku.Menikah denganmu adalah salah satu keputusan terbesar di hidupku yang tidak ingin kusesali hanya karena terburu-buru.
7. Jangan buru-buru menikahiku, jika sampai saat ini kamu masih berpikir mencuci adalah pekerjaan perempuan. Aku tak akan keberatan membetulkan genting rumah dan berubah menjadi satpam untuk melindungi anak-anak dan hartamu ketika kamu keluar kota.
- Hapus aku dari daftar calon istrimu, jika saat ini kamu berpikir mempunyai lebih dari satu istri tidak menyalahi ajaran agama. Agama mungkin tidak melarangnya, tapi aku melarangmu menikahku jika ternyata kamu hanya mengikuti egomu sebagai laki-laki yang tak bisa hidup dengan satu perempuan saja.
- Hapus aku dari daftar calon istrimu, jika saat ini masih ada perempuan yang menarik hatimu dan rasa penasaran membuatmu enggan mengenalkanku pada teman-temanmukamu harus tahu meski cintamu sudah kuperjuangkan, aku tidak akan ragu untuk meninggalkanmu.
- Hapus aku dari daftar calon istrimu, jika nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingati kesalahanku, sedangkan aku tidak tuli dan masih bisa mendengarkan kata katamu yang lembut tapi berwibawa.
8. Jangan jadikan aku istrimu, jika kamu berpikir kamulah cinta pertamaku sedang setiap hari aku masih harus mendengar nama-nama mantanmu dan berusaha sekuat tenaga menghilangkan rasa cemburu yang mungkin tidak beralasan tapi kamu harus yakin, kamulah cinta terakhir dan satu-satunya cinta yang ingin kujalani sampai akhir hayatku.
9. Jangan jadikan aku sebagai istrimu, jika kamu berpikir bisa menduakan cinta. Kamu mungkin tak tahu seberapa besar aku mengagungkan sebuah cinta, tapi aku juga tidak akan menyakiti diriku sendiri jika cinta yang kupilih ternyata mengkhianatiku.
10. Jangan jadikan aku sebagai istrimu, jika kamu berpikir aku mencari kesempurnaan. Aku bukan gadis naïf yang menunggu sang pangeran datang dan membawaku ke istanamimpi seperti itu terlalu menyesatkan karena sempurna tidak akan pernah ada dalam kamus manusia dan aku bukan lagi seorang gadis yang mudah terpesona.
11. Jangan pernah berpikir menjadikanku sebagai istrimu, jika kamu belum tahu satu saja alasan kenapa aku harus menerimamu sebagai suamiku !
Di posting ulang dari: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=714751558633592&set=a.397501260358625.1073741828.100002962645607&type=1&fref=nf
Saya pikir poin-poin yang ditulis penting untuk di pahami, karena komitmen akan rapuh jika hanya beralaskan siapa yang harus lebih untung dari siapa, harusnya bisa lebih dimengerti bahwa komitmen adalah janji untuk saling melengkapi hingga lupa jika ada kekurangan pada masing-masing diri. Semoga bermanfaat.