Saturday, 8 July 2023

Resiko

Disalah pahami, dinyinyiri, diomongi di belakang, digunjing, dianggap salah, dan dituduh tak becus adalah resiko mengurusi orang banyak. Selain waktu yang harus tersita banyak, resiko-resiko tadi pun harusnya udah mulai terbiasa untuk ku hadapi, tapi sayangnya setan selalu mengembuskan kebencian lebih kuat dari kesabaranku.  

Jika atas nama iman aku harus bersabar dengan segala cemooh, kenapa mereka juga tidak bisa berbaik sangka dan berbaik kata atas nama iman yang sama? 

Mungkin ini salah satu alasan kenapa perempuan sebaiknya tidak tahu banyak soal perjuangan para suami, bukan tak peduli, justru karena perempuan terlalu peduli maka saat ada hal buruk yang dilakukan orang lain pada suamiku, aku yang meradang.

Resiko, ini adalah resiko berjalan di atas dakwah, mengatur barisan agar rapih, dan mewadahi pikir banyak orang. Sudah berjalan di tahun ke tiga tapi aku belum juga terbiasa dengan segala resikonya. Aku dituntut bisa menyenangkan di saat yang tidak menyenangkan, aku diminta bisa menenangkan saat aku sendiri tengah kalut, aku dipaksa sabar melihat tingkah laku mereka yang mencemooh suamiku dengan tidak sabaran.

Ternyata doa dan harapanku terlalu tinggi untuk imanku yang rendah.


Kalau boleh meminta, bolehkah sampai di sini saja?