Hari ini hampir habis, matahari beranjak perlahan kembali menuju peraduannya.
Lelah.. sepasang mata menatap awan yang berarak diatas sana, berharap menemukan rasa lega bersamaan dengan angin sore yang tidak hanya menyentuh kulit lembutnya namun juga menyusup masuk kedalam sudut hatinya. Ah lembayung... awan-awan itu tidak lagi hanya berwarna putih, langit pun memudarkan birunya, dia berubah jingga. Selamat sore, Senja..
Senja..
Kenapa kau selalu terlihat sendu? Padahal kau begitu indah diciptakan.
Sungguh, darimu aku memahami bahwa semua yang berawal pasti akan menemukan akhir.
Seperti embun yang mengawali hari, kemudian hari berkahir ketika kau datang.
Apa karena kau sadar bahwa kau adalah pengingat sebuah akhir maka kau terlihat sendu?
Lalu, bagaimana caramu tetap terlihat indah dalam sendumu?
Apa karena lembayung menemanimu?
Tapi, tahukah kau bahwa sendumu tak pernah bisa tertutupi, bahkan sekalipun pelangi ikut melengkapi.
Senja..
Akhirnya darimu pulalah aku tahu, bahwa merelakan adalah sulit sekalipun berpura-pura,.
Mengikhlaskan adalah tidak mudah, sekalipun dipaksakan.
Tapi.. Tenanglah senja, kau tetap tampak indah bahkan sekalipun hujan mengganggumu lembayung akan tetap melindungi indahmu.
Tersenyumlah senja, karena semua yang berakhir tidak selamanya benar-benar berakhir, seperti kau yang hadir bukan hanya untuk penanda hari berakhir namun sesungguhnya kau adalah sebuah tanda bahwa malam berbintang nan romantis akan segera datang.
Senja..
darimu pun aku mengerti bahwa tidak ada yang benar-benar berakhir jika kita tidak menganggapnya berakhir. Selamat sore, Senja..
created by: @ninitatabon
" Tentang hidup, tentang hati, dan tentang apapun yang dapat di ungkap dengan aksara. Ketika saya merasa tidak memiliki telinga yang dapat mendengar, saya yakin bahwa ada mata yang dapat memperhatikan dengan baik"
Tuesday, 27 May 2014
Monday, 26 May 2014
Ketika Rindu Mencari Jalan Pulang
Ada yang meletup-letup didalam sini, seperti meminta untuk diledakan.
Ada yang tertahan disudut pandang ini, seperti meminta untuk segera dialirkan.
Ada yang tertahan difikir ini, seperti meminta untuk dilepaskan.
Aku kelelahan.
Ada yang terdiam disisi gelap ruang ini, seakan ingin meneriaki yang tengah dirasakan.
Ada yang mencoba terpejam dalam sendu ini, mencoba melupakan.
Ada yang tertunduk dalam senyap yang berkepanjangan ini, mencari bisik yang mampu meramaikan.
Aku kebingungan.
Setelah menyadari aku tak bisa lakukan apa yang ku mau, ada yang kemudian aku tahu selain aku terlanjur bisu. Ialah menyadari bahwa ternyata tempat rinduku berpulang adalah kamu.
created by: @ninitatabon
Ada yang tertahan disudut pandang ini, seperti meminta untuk segera dialirkan.
Ada yang tertahan difikir ini, seperti meminta untuk dilepaskan.
Aku kelelahan.
Ada yang terdiam disisi gelap ruang ini, seakan ingin meneriaki yang tengah dirasakan.
Ada yang mencoba terpejam dalam sendu ini, mencoba melupakan.
Ada yang tertunduk dalam senyap yang berkepanjangan ini, mencari bisik yang mampu meramaikan.
Aku kebingungan.
Setelah menyadari aku tak bisa lakukan apa yang ku mau, ada yang kemudian aku tahu selain aku terlanjur bisu. Ialah menyadari bahwa ternyata tempat rinduku berpulang adalah kamu.
created by: @ninitatabon
Genap 2 Tahun
Baru sempat menulis disini lagi. Siang ini diluar sangat panas, menghabiskan siang dikamar tercinta selepas bekerja sepertinya pilihan yang paling baik.
Hari ini berjalan seperti hari-hari biasanya, tapi tidak untuk hati saya yang sedari pagi saya bangun dari tidur kemudian menyadari hari ini tanggal berapa dia terlihat murung. 26 Mei. sudah 2 tahun rupanya. Genap 2 tahun. Pantas saja.
Setiap orang miliki kenangan masing-masing pada setiap deretan angka yang ada dalam kalender yang menempel didinding atau yang bertengger dimeja kerja, dari sekian banyak orang yang senang mengenang, saya hanya salah satunya.
Tentang hari ini..
Tidak ada yang spesial sebenarnya pada tanggal yang sama dengan hari ini di 2 tahun yang lalu, hanya sebuah moment kelulusan dari jenjang pendidikan. Tapi, tidak akan seperti ini saya mengingatnya jika tidak ada yang terjadi dihari itu. Dan, hari ini saya sadar bahwa sudah selama itu pula hati saya berjuang untuk memahami apa itu definisi "melupakan", yang walau hingga saat ini baru sebagian kecil yang saya pahami.
Dulu, 730 hari yang lalu, disiang yang hawanya sama dengan siang hari ini ada sebuah hati yang berjuang dengan sakitnya mengikhlaskan, merelakan, dan melupakan. Hati yang dengan amat sungguh-sungguh memulai untuk menghentikan semua sakit yang dia rasa.
Hari itu.. harusnya hati saya larut dalam euforia kelulusan, bahagia telah menuntaskan kewajiban belajar selama 3 tahun, bangga karena menjadi bagian dari sekian banyak siswa yang dinyatakan lulus. Tapi, dia lebih memilih larut pada bayangan-bayangan yang akan dihadapinya setelah hari itu berakhir, ialah pergi dan melepas, hati saya tidak pernah siap untuk melakukan itu semua. Hati saya tidak pernah akrab dengan sesuatu yang akan pergi dan tidak akan pernah lagi kembali, tidak pernah akrab dengan Pelepasan.
Semua yang pernah dimulai pasti ada saatnya untuk berakhir, benci sekali saya pada kalimat itu, hmm lebih tepatnya saya benci pada diri saya sendiri yang tidak pernah bisa menerima bahwa kalimat tersebut benar adanya, saya pikir, jika memang akan berakhir kenapa harus dimulai? Moment di 2 tahun yang lalu itulah kalimat tersebut benar-benar menyadarkan saya bahwa ada banyak rasa yang harus saya akhiri.
Bukan hanya harus mengakhiri masa putih abu-abu, tapi juga harus mengakhiri kebersamaan dengan kawan-kawan tercinta, disitulah beratnya, saat itu saya tidak pernah tahu apa saya bisa menanggung rindunya? maka bukannya larut dalam moment bahagia kelulusan saya malah hanyut dalam suasana melow yang saya buat sendiri. Selain beratnya melepas masa putih abu-abu, sesungguhnya ada hal lain yang membuat saya tidak bisa tersenyum bahagia saat itu, yaitu ketika pertama kali kedua bola mata saya menangkap pemandangan yang tanpa saya sadari membuat pipi saya basah dilinangi hujan dari mendungnya hati saya. Pemandangan yang tidak pernah ada dibayangan saya sama sekali. pemandangan asing yang menyakitkan. "First and last, setelah hari ini toh kita nggak akan pernah ketemu lagi", saya berkata dalam hati, berbisik lirih pada hari yang sendu itu, tersenyum getir pada seragam putih abu-abu yang saya kenakan.
Cukup.. hari itu harus segera diakhiri, sudah terlalu banyak air mata yang dikeluarkan bersama teman-teman, berfoto mengabadikan moment, tanda tangan disana sini yang katanya untuk dikenang, ah... masih saja saya ingat moment-moment itu. Tapi ternyata semua belum berakhir sesuai yang saya ingin, segala rasa yang ada dihati saya semakin tidak berbentuk ketika ada seseorang yang mendekati saya saat saya sedang berfoto mengabadikan hari itu, salah satu dari dua orang yang ada dalam pemandangan asing yang membuat hujan dimata saya. "maaf, bisa tanda tangan disini nggak? buat kenang-kenangan", dia berkata dengan memberikan spidol menunjuk pada seragam yang dia kenakan dan tersenyum canggung. Saya membalas senyumnya, meraih spidol yang dia berikan, menggores tanda tangan sesuai yang dia minta, membuat suasana seakrab yang saya bisa, tapi hati saya tidak pernah bisa berbohong, dia menjerit, jika mampu mungkin dia sudah mendorong jatuh orang yang ada dihadapan saya itu. "makasih yah", dia berlalu dari hadapan saya, hati saya berhenti menjerit, namun kemudian dia terisak. "beraninya kamu, setelah membanjiri pipi ini, kemudian menghadap dengan senyum tanpa dosa. ah.. sudahlah.. ini hari terakhir saya melihat kamu. Setelah hari ini semua tidak akan pernah sama lagi", begitulah saya berkata dalam hati, mencari kekuatan sendiri.
Ah.. sudah 2 tahun lamanya, sudah 2 tahun semuanya terlewat, semua moment itu, semua rasa itu, awal pelepasan itu. Dan akhirnya semua yang saya anggap berat dulu, kini hanya menjadi sebuah kenangan saja, sudah sejauh ini ternyata saya tidak boleh meremehkan kekuatan hati, kuat juga ternyata dia bertahan. Sekarang, semuanya tidak lebih hanya sebuah potongan-potongan ingatan yang jika diingat lagi mampu membuat saya senyum-senyum sendiri :)
Manfaat kenangan adalah untuk dikenang, seperti yang saya lakukan saat ini. Mengenang saja, tidak lebih..
Untuk semuanya yang terjadi di 26 Mei 2 tahun yang lalu. Terimakasih =)
created by:@ninitatabon
Hari ini berjalan seperti hari-hari biasanya, tapi tidak untuk hati saya yang sedari pagi saya bangun dari tidur kemudian menyadari hari ini tanggal berapa dia terlihat murung. 26 Mei. sudah 2 tahun rupanya. Genap 2 tahun. Pantas saja.
Setiap orang miliki kenangan masing-masing pada setiap deretan angka yang ada dalam kalender yang menempel didinding atau yang bertengger dimeja kerja, dari sekian banyak orang yang senang mengenang, saya hanya salah satunya.
Tentang hari ini..
Tidak ada yang spesial sebenarnya pada tanggal yang sama dengan hari ini di 2 tahun yang lalu, hanya sebuah moment kelulusan dari jenjang pendidikan. Tapi, tidak akan seperti ini saya mengingatnya jika tidak ada yang terjadi dihari itu. Dan, hari ini saya sadar bahwa sudah selama itu pula hati saya berjuang untuk memahami apa itu definisi "melupakan", yang walau hingga saat ini baru sebagian kecil yang saya pahami.
Dulu, 730 hari yang lalu, disiang yang hawanya sama dengan siang hari ini ada sebuah hati yang berjuang dengan sakitnya mengikhlaskan, merelakan, dan melupakan. Hati yang dengan amat sungguh-sungguh memulai untuk menghentikan semua sakit yang dia rasa.
Hari itu.. harusnya hati saya larut dalam euforia kelulusan, bahagia telah menuntaskan kewajiban belajar selama 3 tahun, bangga karena menjadi bagian dari sekian banyak siswa yang dinyatakan lulus. Tapi, dia lebih memilih larut pada bayangan-bayangan yang akan dihadapinya setelah hari itu berakhir, ialah pergi dan melepas, hati saya tidak pernah siap untuk melakukan itu semua. Hati saya tidak pernah akrab dengan sesuatu yang akan pergi dan tidak akan pernah lagi kembali, tidak pernah akrab dengan Pelepasan.
Semua yang pernah dimulai pasti ada saatnya untuk berakhir, benci sekali saya pada kalimat itu, hmm lebih tepatnya saya benci pada diri saya sendiri yang tidak pernah bisa menerima bahwa kalimat tersebut benar adanya, saya pikir, jika memang akan berakhir kenapa harus dimulai? Moment di 2 tahun yang lalu itulah kalimat tersebut benar-benar menyadarkan saya bahwa ada banyak rasa yang harus saya akhiri.
Bukan hanya harus mengakhiri masa putih abu-abu, tapi juga harus mengakhiri kebersamaan dengan kawan-kawan tercinta, disitulah beratnya, saat itu saya tidak pernah tahu apa saya bisa menanggung rindunya? maka bukannya larut dalam moment bahagia kelulusan saya malah hanyut dalam suasana melow yang saya buat sendiri. Selain beratnya melepas masa putih abu-abu, sesungguhnya ada hal lain yang membuat saya tidak bisa tersenyum bahagia saat itu, yaitu ketika pertama kali kedua bola mata saya menangkap pemandangan yang tanpa saya sadari membuat pipi saya basah dilinangi hujan dari mendungnya hati saya. Pemandangan yang tidak pernah ada dibayangan saya sama sekali. pemandangan asing yang menyakitkan. "First and last, setelah hari ini toh kita nggak akan pernah ketemu lagi", saya berkata dalam hati, berbisik lirih pada hari yang sendu itu, tersenyum getir pada seragam putih abu-abu yang saya kenakan.
Cukup.. hari itu harus segera diakhiri, sudah terlalu banyak air mata yang dikeluarkan bersama teman-teman, berfoto mengabadikan moment, tanda tangan disana sini yang katanya untuk dikenang, ah... masih saja saya ingat moment-moment itu. Tapi ternyata semua belum berakhir sesuai yang saya ingin, segala rasa yang ada dihati saya semakin tidak berbentuk ketika ada seseorang yang mendekati saya saat saya sedang berfoto mengabadikan hari itu, salah satu dari dua orang yang ada dalam pemandangan asing yang membuat hujan dimata saya. "maaf, bisa tanda tangan disini nggak? buat kenang-kenangan", dia berkata dengan memberikan spidol menunjuk pada seragam yang dia kenakan dan tersenyum canggung. Saya membalas senyumnya, meraih spidol yang dia berikan, menggores tanda tangan sesuai yang dia minta, membuat suasana seakrab yang saya bisa, tapi hati saya tidak pernah bisa berbohong, dia menjerit, jika mampu mungkin dia sudah mendorong jatuh orang yang ada dihadapan saya itu. "makasih yah", dia berlalu dari hadapan saya, hati saya berhenti menjerit, namun kemudian dia terisak. "beraninya kamu, setelah membanjiri pipi ini, kemudian menghadap dengan senyum tanpa dosa. ah.. sudahlah.. ini hari terakhir saya melihat kamu. Setelah hari ini semua tidak akan pernah sama lagi", begitulah saya berkata dalam hati, mencari kekuatan sendiri.
Ah.. sudah 2 tahun lamanya, sudah 2 tahun semuanya terlewat, semua moment itu, semua rasa itu, awal pelepasan itu. Dan akhirnya semua yang saya anggap berat dulu, kini hanya menjadi sebuah kenangan saja, sudah sejauh ini ternyata saya tidak boleh meremehkan kekuatan hati, kuat juga ternyata dia bertahan. Sekarang, semuanya tidak lebih hanya sebuah potongan-potongan ingatan yang jika diingat lagi mampu membuat saya senyum-senyum sendiri :)
Manfaat kenangan adalah untuk dikenang, seperti yang saya lakukan saat ini. Mengenang saja, tidak lebih..
Untuk semuanya yang terjadi di 26 Mei 2 tahun yang lalu. Terimakasih =)
created by:
Subscribe to:
Posts (Atom)