Tuesday, 27 May 2014

Selamat sore, Senja..

Hari ini hampir habis, matahari beranjak perlahan kembali menuju peraduannya.

Lelah.. sepasang mata menatap awan yang berarak diatas sana, berharap menemukan rasa lega bersamaan dengan angin sore yang tidak hanya menyentuh kulit lembutnya namun juga menyusup masuk kedalam sudut hatinya. Ah lembayung... awan-awan itu tidak lagi hanya berwarna putih, langit pun memudarkan birunya, dia berubah jingga. Selamat sore, Senja..

Senja..
Kenapa kau selalu terlihat sendu? Padahal kau begitu indah diciptakan.
Sungguh, darimu aku memahami bahwa semua yang berawal pasti akan menemukan akhir.
Seperti embun yang mengawali hari, kemudian hari berkahir ketika kau datang.
Apa karena kau sadar bahwa kau adalah pengingat sebuah akhir maka kau terlihat sendu?
Lalu, bagaimana caramu tetap terlihat indah dalam sendumu?
Apa karena lembayung menemanimu?
Tapi, tahukah kau bahwa sendumu tak pernah bisa tertutupi, bahkan sekalipun pelangi ikut melengkapi.

Senja..
Akhirnya darimu pulalah aku tahu, bahwa merelakan adalah sulit sekalipun berpura-pura,.
Mengikhlaskan adalah tidak mudah, sekalipun dipaksakan.
Tapi.. Tenanglah senja, kau tetap tampak indah bahkan sekalipun hujan mengganggumu lembayung akan tetap melindungi indahmu.

Tersenyumlah senja, karena semua yang berakhir tidak selamanya benar-benar berakhir, seperti kau yang hadir bukan hanya untuk penanda hari berakhir namun sesungguhnya kau adalah sebuah tanda bahwa malam berbintang nan romantis akan segera datang.

Senja..
darimu pun aku mengerti bahwa tidak ada yang benar-benar berakhir jika kita tidak menganggapnya berakhir. Selamat sore, Senja..



created by: @ninitatabon

No comments: