Sunday, 3 July 2022

Aku Ingin Mencintai Aku

Entah apa yang sudah aku alami di masa lalu hingga saat ini aku tumbuh menjadi orang yang selalu merasa harus menyenangkan orang lain,aku selalu merasa kepentingan orang lain lebih penting dari kepentingan ku sendiri bahkan cenderung mengabaikan diri sendiri.

Rasanya takut sekali jika ada orang yang tidak nyaman denganku, dengan yang kulakukan,dengan yang ada padaku,bahkan aku juga takut jika orang-orang yang hidup bersamaku membuat orang lain tidak nyaman, seperti anak dan suamiku.

Karena ketakutan itu aku jadi tidak menikmati hidup dengan baik, untukku semua harus kupikirkan,semua hal harus kumasukkan dalam kepalaku, masalah satu belum kuatasi, masalah lain sudah kujejalkan,tapi seringnya orang menilai jika yang memenuhi pikiranku itu bukan masalah karena semuanya belum tentu akan terjadi

Menurut orang lain semua kecemasanku, kepanikanku,kehawatiranku tidak valid. Pikiran-pikiran itu hanya hal yang diada-adakan. Dan melihat respon yang demikian bukan membuatku tenang justru membuat kepalaku semakin berat. Benarkah aku yang salah? Benarkah aku yang sering tidak becus bersosialisasi, berinteraksi dengan orang lain?

Yang aku butuh hanya 1 orang saja yang mampu mengerti maksudku. Tidak perlu membantu mencarikan solusi untuk setiap masalah yang ada dalam kepalaku,hanya perlu duduk bersamaku,membuat beban di kepalaku menjadi lebih ringan meski tetap penuh.

Kegilaan ini membuat aku tidak percaya siapapun, termasuk diriku sendiri.Ini benar-benar gila. Bukan mengurai resah aku malah lebih sering merutuki diri. Ini tidak akan selesai. Tidak akan bertemu titik tenang. Aku sering kebingungan apa yang sebenarnya aku butuh? Bahkan menjawab pertanyaan apa yang membuatku bahagia saja aku tidak bisa.Menurut orang lain bahagiaku tidak sederhana. Dan aku akan mengakui itu. Apapun yang orang lain katakan aku iyakan.

Aku sibuk membahagiakan orang lain hingga aku tidak tahu cara membahagiakan diriku sendiri. Kadang aku juga terlalu banyak berharap orang akan melakukan yang sama seperti yang aku lakukan, tapi seringnya yang kuterima justru sebaliknya,ini yang sering membuatku tidak bisa percaya pada siapapun termasuk pada diri sendiri. Sebab aku berkali-kali kecewa karena harapanku sendiri yang menggantung harap pada orang lain.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar,dengan tanpa menganggap diriku akan membebani orang lain, dengan menghargai diri setiap hari, dengan berangkat dan bangun tidur tanpa kepala yang berat.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar, dengan tanpa berharap orang akan melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan pada mereka,dengan tidak menganggap semua orang adalah baik.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar, dengan tanpa melibatkan anak dan suamiku untuk membahagiakan orang lain,dengan membiarkan anakku tumbuh dengan manusiawi,dengan mempersilahkan suamiku hidup dengan apa yang dia yakini benar tanpa perlu persetujuan orang lain.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar sebab aku layak dicintai,aku berharga,aku berguna,aku berdaya.

No comments: