Saturday, 3 November 2012

Hujan deras (Hati baru yang menguatkan)



Bangun dari lelap, pukul setengah 5 pagi. Ada suara tak asing bagiku, keras, gemuruh, banyak, dan hawa yang selalu aku hindari. Ah bulan apa ini? November awal..
Ini tak asing, yaa.. Hujan.. Deras. Kemana saja kau? Muncul tiba-tiba dipagi yang masih muda seperti ini. Apa kabar?

Deras, banyak, dan.. Petir.
Ada perasaan aneh didalam sini, hati. Apa ini? Mungkin dingin, mungkin kaget, mungkin senang, mungkin haru.. Bukan, apa ini rindu?
Beberapa potongan kenangan menyeruak keluar tak beraturan, potongan kenangan yang salah dalam sebuah coretan, potongan ingatan pada kanvas yang sudah ku rusak dan buang jauh entah kemana, rindu kah?

Hujan ini mengingatkan bahwa aku pernah membahagiakan sebuah hati dan membuat sebuah hati hawatir akan keadaan ku saat hujan, yaa.. Badan ku terlalu lemah jika terkena terpaan dingin karena ada suatu kendala pada tubuhku yang membuat tubuh ini selalu tumbang saat di terpa dingin yang berlebihan, potongan kenangan masa lalu yang sudah tak ada arti untuk ku. Tapi, kenapa ini? Biasanya aku senang saat hujan datang berarti aku akan bertemu dengan wangi tanah basah, tapi kenapa saat ini aku bahkan malas mendengar hujan, mendengar tetes air yang jatuh didedaunan. Aku tersadar, suasana ini mengingatkan ku pada keadaan yang sudah ku format habis tak bersisa, dan itu yang membuatku malas.

iya! Aku ingat! Aku masih ingat! Tapi tidak pernah ada niat untuk mengingat-ingat.

Cukup cukup! Ini hanya hujan, ini hanya suasana yang biasa aku jumpai, ini bukan hal baru, aku pernah akrab sebelumnya, tapi kenapa semua terasa asing? Kenapa keadaan ini membuatku jengah? Kenapa aku ini? Karena sebuah hati baru kah? Ah bukan, aku tidak pernah miliki kenangan dengan hati yang baru bersama hujan, dan ternyata ini benar, aku mengingat potongan-potongan kenangan masa lalu, masa yang ku benci. Ah malas rasanya.

Di saat ini lah rindu pada hati baru ku yang menguatkan, rindu pada hati baru ku yang membuat semua potongan yang keluar tak beraturan menjadi hanya sebuah butiran kecil tak bernyawa. Hati baru menguatkan ku.

Aku benci dengan potongan kenangan masa lalu, aku benci karena potongan itu membuatku asing pada hal yang membuatku nyaman, aku benci karena potongan ingatan masa lalu membuatku membenci suasana yang aku nanti, dan aku benci potongan kenangan masa lalu, aku benci hati yang telah busuk itu!
Aku menyesal pernah membuat coretan yang salah. Cukup ya Rabb, sudah cukup. Aku ingat, tapi tak ingin mengingat-ingat. Jangan buat aku membenci sesuatu yang sudah lama aku tunggu ya Rabb, jangan.

Rasaku hanya satu untuk Mu, dan rinduku untuk kekasih Mu.

Hujan mulai reda, butiran air dari langit mulai berkurang jumlahnya, suara gemuruh deras sudah merendah dari ketinggiannya. Hujan mulai reda. Aku bertemu dengan wangi tanah basah.

Aku sudah terbiasa.
 



No comments: