Manusiawi ketika seseorang mengharap kesempurnaan dihidupnya, mengharap bahagia setiap waktunya, atau
memiliki kenginginkan lebih dari setiap harapannya. Manusiawi ketika seseorang memiliki keinginan yang harus terpenuhi, ketika seseorang merasa harapannya harus terlampaui, atau ketika seseorang mengharap
kebahagiaan yang menentramkan hati.
Aku paham bahwa sebuah keinginan itu manusiawi, aku paham bahwa kebahagiaan itu harus terpenuhi, dan aku paham bahwa setiap manusia memiliki hati.
Setiap kata yang tertulis disini bukan hanya tentang sebuah ambisi atau pengakuan tentang hal yang manusiawi, tapi semuanya aku susun rapih untuk menceritakan dua buah hati. Dua buah hati yang tak mungkin kembali karena perbedaan persepsi.
Iya, berbeda.
Entah persepsi itu sama tidak dengan keyakinan hati, tapi aku menganggap itu satu arti. Tentang kamu dan aku yang tak akan lagi menyatu karena niat hati dan egois yang beradu.
Semua keinginan itu manusiawi, termasuk semua keinginanmu. Tapi, bukan aku yang mampu membantumu untuk mendapatkan semua inginmu, bukan aku jalan yang harus kamu tempuh untuk mencapai setiap harapmu, dan bukan aku yang seharusnya kamu tuju untuk hatimu.
Katamu.. Inginmu itu sederhana, miliki telinga yang bersedia mendengar setiap keluhan tanpa jeda, miliki mulut yang mampu ucap sayang dari pagi masih berkabut hingga malam kembali larut, miliki tangan yang mampu kau genggam ketika kau butuh berpegang, miliki sesosok wanita cantik dengan rambut panjang terurai yang saat kamu ingin bermanja setiap helainya dapat kau belai, miliki hati seorang wanita yang mampu berikan perhatian menentramkan, tapi kamu ingin miliki hati tanpa komitmen menikahi.
Iya.. Itulah inginmu, sederhana menurutmu, tapi bukan hal yang biasa untukku. Kamu katakan bahwa hatimu memilihku untuk dampingi bahagiamu, hatimu memilihku dengan berkata "aku butuh kamu", dan hatimu memilihku untuk setiap harapanmu.
Tapi, aku sadar aku bukan perempuan sempurna, maka aku harus melengkapi setiap kekurangannya dengan aqidah yang aku punya. Aku sadar aku tak lebih dari sekedar perempuan biasa, maka aku akan terus berusaha menjadi baik di mata-Nya sekuat dan semampu yang ku bisa, dan aku sadar bahwa kita tak pantas lakukan itu, lakukan hal yang tidak pantas di hadapan Rabbku, karena aku bukan mahrom mu.
Hatimu memintaku untuk memenuhi semua inginmu, menuruti setiap harapmu, dan menjadikanku sebagai alasan bahagiamu. Tapi, maaf.. Bukan aku yang harusnya kamu tuju, bukan aku yang harusnya kamu harap untuk bahagiakanmu, dan bukan aku yang mampu memberikan perhatian lebih disetiap keluh kesahmu. Bukan aku.. Karena aku tak bisa lakukan semua inginmu sebelum ada kata 'halal' antara kamu dan aku.
Aku minta kamu pahami niat ini,aku minta kamu hargai keyakinan hati ini, dan aku minta kamu tetapkan hati jika masih ingin disini. Tapi ternyata permintaan ku terlalu berat untukmu, dan tanggapanmu adalah manusiawi untuk ku, hingga akhirnya kamu memilih hati baru pun aku anggap itu adalah hak mu.
Kecewa ada, sakit itu terasa, kenyataan didepan mata, lalu aku bisa apa? Karena rasa itu anugerah maka aku tak ingin larut dalam duka.
Kecewa atau apapun itu sudah ku biarkan berlalu, Karena dari hal itu aku paham bahwa yang terbaik untuk ku bukanlah kamu, dan yang mampu penuhi inginmu itu.. bukan aku.
*janji-Nya tak akan palsu, Q.S: An-Nuur: 26
No comments:
Post a Comment