Monday, 26 August 2013

3600 detik-Mu

Debar itu masih sama, debar yang entah karena apa. Mungkin dia mengerti bahwa rindunya hampir terobati, baru hampir..

Lama tak melihat sosok itu, sosok sang obsesi.
Tak menyangka bahwa Tuhan memberikan waktuNya,
 kepada yang sudah lama memendam rindu,
kepada yang selalu bingung pada apa yang dirasa,
kepada yang hanya bisa berdoa ketika hangat rindu menguap dari dalam lubuk,
kepada ku..  yang merindu.

Ada senyum dalam cermin.
Terimakasih, dan bantu aku menjaga perasaanku, lirih hati didalam sini membisik sendu pada yang diatas sana.
Hingga tiba pada detik pertama, dan ku lihat kau ada.

Tatap itu tak berubah, selalu membuatku tertunduk karena teduhnya,
Paras itu masih sama, selalu membuatku tak kuasa memandang karena tentramnya,
Dan, rasa ini masih yang dulu.. yang membuat pipi memerah malu.

Ada, wujudmu mengobati sebuah rindu yang sakit.
Tak lama, 3600 detik saja.
Tapi, setiap detiknya mencairkan jutaan rindu yang membeku.

Aku benci pada jam yang melingkar dipergelangan tangan kiri ku, karena dia mengingatkanku bahwa setiap ada rindu yang hilang pasti akan ada rindu baru, yang entah kapan akan mencair dari beku seperti sebelum 3600 detik itu.

Terimakasih, kau seindah yang ku ingat pada terakhir bertemu.


Dan kepada sang Maha memiliki waktu, terimakasih atas 3600 detik-Mu.

3 comments:

Unknown said...

hmm.. tuturnya, level mewah. 3600 detik
itu satu jam.. hmm..
satu jam..
itu..
._.

Nita Bonita Rahman said...

eh ~

Unknown said...

:D

ai eh itu maksudnya bijimana ?