Tuesday, 10 March 2015

Kita yang Entah

Apa yang paling sering orang lakukan jika sedang menyendiri  menikmati hujan selain mengenang hal yang sesungguhnya paham betul bahwa semua tak akan bisa diulang? Menurutku tak ada, hanya itu saja, mengenang. Mengenang apapun, entah tentang cerita bahagia yang membuat bibir tersenyum tipis nampak manis bayangannya pada kaca yang berembun karena hujan diluar sana, entah tentang hal memalukan yang membuat pipi merona bagai buah tomat dihalaman yang segar dibasahi hujan, atau tentang getirnya penyesalan yang berakhir pada aliran titik air dari sudut mata, semakin terasa getir ketika semilir angin yang perlahan menyusup halus melalui fentilasi kamar menyentuh kulit hingga sampai ke hati yang ringkih dihantam rindu. Hujan memang tidak hanya meninggalkan genangan, namun pula mengingatkan pada kenangan.

Lalu, setelah hujan datang membawa banyak rasa, apa lagi yang dihasilkannya selain jajaran aksara yang berderet membentuk namamu dipikirku, kalimat-kalimatmu yang pernah terucap dulu, dan paragraf tentang kisah kita yang berending sendu? Aku tertawa masam mengingat semuanya, apalagi alasan mengenang jika bukan karena rindu? Klise.

Rindu dan kenangan selalu menjadi kambing hitam atas segala perasaan mellow dihati, padahal kita yang ciptakan sendiri, namun yang pasti semua tidak akan pernah ada jika waktu tidak pernah tercipta. Waktu, dalang dari segala perubahan, alasan setiap pergerakan, penyadar sebuah keterasingan, dan waktu jua yang membuat kita pernah saling melupakan untuk kemudian kini kembali mengingat, kita pernah saling membenci untuk kemudian kini kembali merindu, kita pernah saling acuh untuk kemudian kini kembali peduli. 

Waktu berperan penting dalam alur cerita yang kita buat, karena darinya aku akan tahu apakah akhirnya kita saling menyapa untuk kembali bersama, atau hanya sekedar menyapa untuk menyadarkan bahwa kita memang lebih baik-baik saja tanpa lagi menjadi kita. Entah, siapa yang tahu dengan pasti jawaban dari pertanyaan ini? Entah, karena apa lagi yang pasti didunia ini selain keentahan itu sendiri?


Entah, kita, entah...

created by: @ninitatabon

No comments: