Jika cinta hanya tentang tahu diri,
Lalu apa yang bisa dilakukan lumpur pada hujan?
Lumpur mencintai jernihnya air,
Sedang bercak lumpur tak di inginkan sesiapun untuk hadir.
Lalu apa yang bisa dilakukan lumpur pada hujan?
Lumpur mencintai jernihnya air,
Sedang bercak lumpur tak di inginkan sesiapun untuk hadir.
Jika cinta hanya soal pantas dan tidak pantas,
Lalu apa yang bisa memadamkan api saat kobarnya mematikan,
jika bukan air yang menjadi jawaban?
Sedang kita semua tahu,
air dan api tak bisa menyatu,
tapi mereka bisa saling membantu,
tengok saja secangkir kopi dimejamu.
Lalu apa yang bisa memadamkan api saat kobarnya mematikan,
jika bukan air yang menjadi jawaban?
Sedang kita semua tahu,
air dan api tak bisa menyatu,
tapi mereka bisa saling membantu,
tengok saja secangkir kopi dimejamu.
Duhai, begitu pelik perihal cinta,
Padahal si tuli butuh si buta,
Legam batu bara sama berharga dengan mutiara,
Padahal si tuli butuh si buta,
Legam batu bara sama berharga dengan mutiara,
Tapi manusia adalah makhluk paling sok tahu dan selalu merasa paling benar pendapatnya,
Hingga membuat si tuli tak berani mengasihi suara,
Si bisu tak punya nyali mengenal kata,
Si buta memilih untuk tak peduli pada warna,
Dan si bingung semakin akrab dengan kebingungannya.
Lalu apalagi kiranya yang ingin dikata manusia,
Jika mereka tahu bahwa si bingung, si tuli, si bisu, dan si buta, adalah satu jiwa?
Jika mereka tahu bahwa si bingung, si tuli, si bisu, dan si buta, adalah satu jiwa?
Haurgeulis, mencari kantuk.
Nita Bonita Rahman
Nita Bonita Rahman
No comments:
Post a Comment