Beberapa hari lalu aku menulis keresaahn di laman sosial media tentang bagaimana orang-orang sebayaku begitu manut melakukan mitos-mitos gila yang padahal jika mereka ditanya mengapa sudi melakukannya pun mereka akan menjawab "Tidak tahu, kami hanya ikuti kata orang tua", entah kenapa kesal sekali, benci pada jawaban yang menggantung dan tak jelas, bagiku jika A ya A, jika B ya harus jelas kenapa B. Sejak dulu pertanyaan-pertanyaanku soal ini tidak pernah menemukan jawaban, tapi setelah duduk di majelis ilmu jawaban itu baru aku tahu pada surat Al-Baqarah : 170
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “Tidak. Kami tetap mengikuti kebiasaan yang kami dapati pada nenek moyang kami.” Apakah (mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka (itu) tidak mengerti apa pun dan tidak mendapat petunjuk?
Ya, jawabannya sesimpel karena mereka tidak mendapat petunjuk, atau mungkin lebih tepatnya mereka tidak mau diberi petunjuk hingga akhirnya mereka menjadi tidak mendapat apa-apa.
Lalu ku sebar ayat ini, ku peringatkan pada banyak mata, bacalah! Bahwa selama ini kalian keliru. Tapi ternyata aku yang dituduh sok tahu, dan malam ini pikiranku enggan istirahat, dia ingin terus melawan, sebab jika yang salah bangga dengan kekeliruannya, maka yang diberi petunjuk harus lebih berani karena kebenaran yang diyakini, sebab Rasulullah memenangkan islam bukan dengan cara mengalah pada orang jahiliyah.
No comments:
Post a Comment