Thursday, 30 August 2012

Pengalaman Pertama

Ga pernah kepikir sama sekali sebelumnya saya merasakan dan ada disituasi itu, pengalaman terkeren yang pernah saya alami.. Pertama kali.. Its work!
Dari seorang anak putih abu-abu berubah jadi seorang buruh pabrik.. Great tittle! Saya ngerasain banyak hal disana walaupan ga lama, tp itu cukup..
Pengalaman pertama saya dan 12 teman senasib jd orang yg membawa tubuh sendiri untuk mendekati satu keadaan.. 'sukses'.
Masih ingat semua momen, Ngeliat ribuan orang ada disatu tempat, bangun sebelum adzan subuh, teriak-teriak ke penjaga kos krn bak air kosong sm sekali, nebeng mandi dikamer temen, sarapan pagi dikantin yg harga'y lumayan ga bikin dompet sesek nafas, dan setelah rapih kami siap untuk berangkat ke ladang uang kami.. Pabrik!
Setiap pagi melihat ribuan kaki berjalan 1km jauhnya, bertemu kawan senasib menuju ladang uang yg sama dengan seragam yg berbeda-beda, membawa botol akua kosong ataupun terisi, mobil jemputan pabrik lain lalu lalang, angkot dengan supir yang berjalan semaunya, bahkan bus yg seperti tidak mengenal rem dan klakson.. Setiap pagi semua seakan dikejar oleh waktu.
Membersihkan tempat kerja dan mesin yg kami gunakan, lalu melakukan senam pagi bersama adalah hal yg pasti kami lakukan sebelum mulai bekerja. Dan setelah itu tangan dan tubuh ini seakan mengikuti perintah, -kami bekerja-, mulut terkunci dan tangan bergerak, suara mesin menderung 8jam lamanya (blm termasuk lembur), hanya berhenti satu jam -istirahat-, bentakan supervisor, judesnya petugas administrasi, galaknya atasan itu hal biasa yg kami lihat.
Target, kualitas, dan kuantitas.. Itu 3 hal yg kami pahami disana.
Suasana itu, keadaan itu..
Masih bs diingat dan mungkin akan selalu diingat.. Perasaan lega akan keluar saat bel tanda istirahat berbunyi pd jam 12 siang, semua seakan bernafas lega, walaupun cm satu jam. Musolah dan tukang soto adalah tempat yg kami tuju setidaknya semangkuk soto atau kupat tahu bs membuat anakonda diperut kami berhenti berdemo. Ibadah sudah dijalani perutpun sudah terisi, saat'y kerja lagi.
Dan lagi, kami disulap menjadi robot 4 jam lamanya dan tiba jam 4 sore perasaan legapun muncul kembali.. Pulang.

Great time, great momen..
Disana, tempat itu..
Pabrik, kos'an, kantin, jalan raya, mesin, supervisor, dimarahi, takut, lapar, dipaksakan.. Dan uang.. MIMPI! Jika bukan untuk itu dan krn ridho-Nya, kami tidak akan lakukan itu semua. Disana pijakan pertama kami..

Friday, 24 August 2012

dibalik ini.

Terukir..
Terpatri..
Terekam, dalam diri..
Semua, hal kecil sekalipun.



Disudut ini, entah rasa apa..
Ketidak relaan dibalik kebahagiaan.
Setelah semua yg dilewati.. Terhitung, namun.. Indah.

Semoga pada saatnya nanti bahagia itu dan rasa ini, benar berbuah manis.



Kamu, waktu, dan harap ini.
Rasaku, waktu, dan mimpi.



Rasa ini..
Menjaganya,
Berdiam,
Menulis,
RidhoNya,

kamu,
dan waktu..



Ya Rabb demi apa yang telah Engkau beri, demi apa yang telah ku harap mati namun menjadi indah hingga detik ini..



Mohon,
Biarkan semua menjadi indah pada waktunya..
Biarkan ku menyimpan rasa..
Biarkan ku tunggu hingga 'aku' dan 'kamu' menjadi 'kita'.

Dalam penantian ini, entah sampai kapan.
Semoga Allah meridhoi diamnya rasa ini.
Jaga dirimu, dan aku disini dengan ketidaktahuan mu..


Tetaplah menjadi dirimu sendiri, hingga waktu mempertemukan nanti, izinkan aku menyimpan rasa ini, sendiri..



kau, menjadi indah disetiap rasaku..
mengindahkan setiap detik ku..


diam ini, demi Rabbku.

Monday, 20 August 2012

Hari-hari itu


Setelah sekian lama setelah melepas cerita dimasa putih abu-abu, berhenti mengukir indahnya masa anak sekolah, tidak lagi menjadi anak dengan sebuah seragam kebanggaan dan akhirnya.. kami bertemu kembali karena sebuah keharusan.

dia.. Seseorang yg duduk manis dipikiran ini dan membuatku mempertahankan rasa ini setelah masa kelulusan itu.

Hari-hari itu.. dengan tawa, dengan canda, dengan dia..
Bercerita tentang kerinduan, masa depan, masa lalu, tentang waktu, dan tentang apa yang sedang mengalir tp tertutupi.

Kamis, sabtu, rabu, kamis, jum'at.
Ba'da ashar, ujung gang, rumah teman, tujuan, senja, angin sore, sunset, lembayung.. dia.. Indah.

aku, kita..
dia tak tau apa arti hari-hari itu untukku, dia tak tau bagaimana rasaku dapat duduk bersama dengan kuda besi kesayangannya dan dibelakangnya lagi, tertawa, bercerita, kekonyolan, kesal, kecewa, putus asa, manjaku, tingkahnya.. Kita.. dia, indah.

Hari-hari itu, bersamanya..
menikmati senja dan hembusan angin sore, berjalan dengan dipayungi lembayung yang menggantung indah dilangit senja. Bersama rasa ini.
Canda, tawa, senyumnya.
Senja berganti gelap indah malam, semilir angin sore masih terasa, bintang dilangit gelap, banyak dan indah.

Hari-hari itu..
Berkeliling keramaian, berpindah dr tempat satu ke tempat yang lain, jalan dengan view sawah yang pernah kita lalui sebelum ini.

Hari-hari itu, berarti.. Untukku.
Tubuh kurus tinggi ideal yang selalu indah dengan pakaian apapun, wajah tampan dari sisi manapun, rambut hitam rapih yang pas dengan apa yang ada padanya, terlihat gigi yang tersusun rapih ketika tawa lepasnya tercipta dan terlihat indah sebuah lesung pipi disudut senyum sana, semua jelas terekam dan tersimpan dihati ini.
dia.. selalu indah untukku.

Bersama kagum ini, hari-hari itu, hampir satu minggu, dan setiap senja kulalui bersamanya.
Sangat sangat berarti bagi seseorang yang sedang berusaha menutupi perasaan diri.
3 detik kupandanginya dari kursi penumpang yang terletak pas dibelakangnya cukup membuatku nyaman.
Kenyamanan yang mengartikan bahwa orang yang ku kagumi ada tepat didepanku, dengan segala keindahannya.

"Setelah hari ini, esok akan kulihat senyum indah itu lagi" kalimat itu yang mengiringi langkahku saat dia beranjak pergi dengan sebuah kalimat "yaudah.. besok lagi" dia tak pernah tau bagaimana berartinya setiap waktu yang kulalui saat itu.

 dan akhirnya hari ini, hari terakhir melewati senja bersamanya.

Kini.. Hari ini adalah hari dimana ujung dari hari-hari yang kita lalui, setelah hari ini, hari-hari itu yang hampir satu minggu terlewati, ba'da ashar itu, ujung gang, senja, sunset, angin sore, semua yang terasa saat hari-hari itu tidak akan pernah ada lagi. Hanya akan menjadi penambah momen manis di anganku. Setelah hari ini aku tidak tau bagaimana caraku menahan rindu dan hidup bersama rasa ini, seorang diri.

aku tak ingin hari ini berakhir begitu cepatnya, aku tak ingin melihatmu pergi, aku tak ingin tak melihatmu lagi. kita bertemu, bersama.. dalam hari-hari itu, sekejap, indah, dan ahirnya waktu untuk berpisah kembalipun tiba, berpisah untuk dipertemukan kembali.. entah berapa lama, dan entah Allah meridhoi atau tidak.

terlepas dari rasa tak inginku, terlepas dari ketidak relaanku, aku ingin ucapkan terimakasih, terimakasih banyak.. untuk hari-hari itu, hari indah bersamamu.

diamku, kagumku, rasa ini kusimpan untukmu.. dan demi Rabbku.

Teruntuk seseorang.

Arti dia dan rasa ini..

dia, sejak ku kaguminya aku lupa jika aku pernah hidup di masa lalu, yg ku tau hanya sekarang dan masa depan.
dia, sejaku ku kaguminya yang ku tau tak ada lagi yang semanis senyumnya.
dia, sejak ku kaguminya aku tidak mengenal kenangan, yang kukenal hanya harapan.

dia objek menulisku, pusat pikiranku, dan ada dalam catatan hidupku.
aku terlepas dari masalalu karenanya, aku mengaguminya untuk
hatiku, bukan ragaku, didalam doa ku harap dia pemilik rusuk ku.

Aku menemukan apa yg ku cari dan itu ada pd dirinya.

Aku tak mampu ungkapkan rasa, aku tak tau ini apa.
Aku hanya ingin diam, hingga tiba saatnya rasaku ini indah pada waktunya.

Aku tak ingin salah langkah, aku tak ingin ada luka.

rasa ini tak pantas ada..
rasa ini menghapus lara..
dan rasa ini selalu menganggapmu.. indah.

aku tak tau diri..
aku salah arti..
aku bukan wanita yang dia cari..
tapi, dia miliki semua yang ku ingini.

rasa ini teramat pedih..
rasa ini terlanjur punya arti..
rasa ini salah, lagi..

Wednesday, 15 August 2012

keinginan

Ketika keinginan terlalu kuat namun kenyataan melemahkan begitu saja. 

Keinginan dapat berteriak dengan lantangnya, tp ketika kenyataan sudah berbicara, keinginanpun diam dgn sendirinya. 

Jika menginginkan sesuatu adalah menyakitkan, knp harus ada keinginan? 

Semua harus diperjuangkan entah itu keinginan, asa, dan cita-cita, tp 
jika kenyataan sudah berkata lantang menentang semua asa, keinginan selalu mengalah. 

Begitukah seharusnya? 
Begitukah adanya? 
Dan, begitukah jalannya? 

Keinginan ini sederhana, hanya ingin melihat sebuah senyum bangga di wajah orang-orang yang telah merawat dan mendidik saya dengan lembut 
kasih sayangnya. 

Saya ingin ibu saya bangga pernah membiarkan saya tumbuh didalam rahimnya dan berkembang dewasa dalam hangat peluknya. 

Saya ingin bapak saya bangga telah bertanggung jawab atas diri saya dan melihat saya mengerti hidup karena dirinya. 

Keinginan ini sederhana, sesederhana waktu. Karena pada hakikatnya seorang anak hanya ingin melihat kedua orang 
tuanya bangga atas hadirnya di dunia, dan kedua orang tua hanya ingin melihat buah hatinya tumbuh dan berkembang atas kasih sayangnya dan nyaman atas semua jalan yang telah dipilihnya. 


Ibu, bapak.. 
Jangan pernah menyesal atas hadir buah hatimu, jangan pernah menyesal telah mencurahkan kasih sayangmu, dan jangan pernah menyesali waktu, karena darinyalah kami berkembang, tumbuh, dan insyaallah membahagiakanmu. 

Keinginan ini ada hanya untuk melihat senyum banggamu, keinginan ini ada sebagai bukti cinta anakhmu, dan keinginan ini ada untuk membalas segala pengorbananmu. 

Ibu, bapak.. 
Jangan pernah berhenti menyebut nama kami, buah hatimu dalam doamu.. 
Karena tanpanya segala ikhtiar kami hanya akan menjadi ingin, tak pernah nyata.. 


Keinginan ini untukmu, untuk bahagiamu.. 

-karena mimpi itu punya nyawa, maka tak sepantasnya di matikan oleh kenyataan begitu saja-