Nama-nama itu berbisik pada otak, aku tidak boleh diam, karena akan semakin kencang pula ia berbisik.
tengah
malam saat ini, hari hampir berganti. didetik ini yang seharusnya merebah
lelah, aku memilih mencoret apa yang ku bisa, hanya untuk sebuah rasa lega.
mencoret
tentang aku, kamu, dia, mereka, kita.
terlalu
banyak yang berperan dalam sebuah cerita tidak akan bagus endingnya, begitu
mungkin kira-kira hal yang pas mengistilahkan tentang kita.
tentang
aku yang memilih sendiri. tentang kamu yang berusaha menyendiri. tentang aku
yang memilih pergi. tentang kamu yang sudah pergi. tentang aku yang menanti.
tentang kamu yang mencari. tentang kita yang sama-sama menemukan. tentang dia.
tentang dia. tentang mereka yang kita temukan. tentang kita yang sama-sama
beranggapan.
Katamu...
Kalau saja..
dulu,
tetap kita.. tak mungkin akan ada mereka.
tak
mungkin ada dia. tak mungkin ada dia pula.
Katamu...
Kalau saja..
Aku,
tak diam. Aku, utarakan. Aku.. dan aku.
Katamu...
bukan menyalahkan. ini hanya tentang kamu. bukan karena aku.
Pengembalian
yang mengejutkan.
Saat
sudah ada dia, saat sudah ada dia pula.
Saat
sudah ada mereka.
Saat
sudah tidak ada lagi kita.
Dan,
kataku.. Kalau saja..
mampu
kita kendalikan,
mamu
kita atur menurut kesukaan,
mampu
kita benahi tanpa ada paksaan,
mampu
kita yang tentukan..
tak
akan ada lagi kita. hanya ada aku dan dia. kamu dan dia. mereka menjadi kita.
Tapi,
Kalau saja.
jadi,
biar serahkan pada Empunya Semesta. Penerima segala doa. Perancang yang
sempurna.
Biar
menguap segala rasa. Pada yang di Atas Sana.
No comments:
Post a Comment