Siapa yang sangka bahwa kita akan dipertemukan. siapa yang sangka
bahwa kita akan menjadi seperti ini. berawal sari sebuah gelang tangan
yang entah kamu masih mengingatnya atau tidak, yang paling mutlak adalah
berawal dari perasaan absurd ala anak SMA, geli jika mengingatnya,
absurd sekali kita saat itu, dasar anak ingusan yang berlagak dewasa,
terkekeh saja aku mengingatnya.
Yaa lagi dan lagi..
siapa yang sangka dari sekian banyak wanita, kenapa kamu memilihku? dan
siapa pula yang sangka aku memutuskan menjawab "iya, aku mau". 35.040
jam yang lalu, oh sudah selama itu yah keputusanku, tapi tunggu.. coba
kita potong dengan waktu pertengkaran kita, waktu bermain kita, waktu
belajar kita, waktu usil kita, dan... sepertinya paling banyak potongan
ada pada waktu kamu meninggalkanku. ups.. tak usah lagi kah untuk
dibahas?
well yeah.. kita tidak menghabiskan waktu
35.040 jam utuh bersama, karena aku tidak ingin terus dalam keadaan
jahiliyah, coretan ini hanya sebagai pengingat bahwa 35.040 jam yang
lalu adalah waktu dimana kamu mengutarakan perasaanmu, waktu dimana kita
menjadi sebuah makna.
Sebenarnya, pada jam saat kamu
pergi aku sudah tidak lagi peduli pada detik pertama kamu
memproklamirkan diri menjadikan ku makna untukmu, aku sudah tidak lagi
peduli. Karena ku fikir yang pergi ya biarkan saja pergi, aku tak peduli
dan jam antara kita sudah ku biarkan mati, ibaratkan saja dengan
kehabisan baterai dan tak berniat ku ganti baterainya lagi.
Tapi,
lagi lagi... siapa yang sangka bahwa kamu akan kembali? kadang aku
tertawa mengingatnya, lucu sekali. ini kah yang kau sebut takdir ya
Rabb? kamu sering sekali mondar mandir pulang pergi dihidupku, menyala
matikan jam antara kita. sering sekali, hingga muak aku. dan kini..
akhirnya kamu menyalakannya lagi. lucu bukan?
bukan
maksud memuji diri, tapi kadang aku berfikir kurang baik apa aku
mebiarkanmu dan rela-rela saja melihatmu menyala matikan jam antara kita
yang padahal kamu pernah menghabiskan jam dengan hati yang lain. Entah
terlalu baik atau terlalu bodohkah aku masih santai saja meladeni mu.
Namun,
harus kamu tahu. bahwa 35.040 jam yang lalu biarkan saja berlalu, aku
sudah tak ingin peduli pada kita yang dulu, pada kamu yang
meninggalkanku dan lain sebagainya yang sudah berlalu. Aku tidak ingin
lagi peduli, seperti kamu yang berusaha untuk mengembalikan
kepercayaanku lagi, sama persis seperti itu perjuanganku melupakan jam
dimana kamu meninggalkanku untuk hati baru itu.
Sudah,
sakit memang mengungkit masa lalu. maka, mari kita lupakan. Sekarang
yang aku tahu kamu kembali dan kamu berubah, yaa mudah-mudahan ini
benar, mudah-mudahan kamu dan semua komitmen serius yang kamu utarakan
itu benar dan kamu tak lagi mengecawakanku. Semoga.
Dan
sekarang mari kita gunakan jam-jam di antara kita untuk memperbaiki
diri, hingga Allah memutuskan takdir-Nya, apakah nama mu memang tertulis
di Lauhul Mahfudzku? atau kah aku bukan tulang rusuk kiri mu?
Mari
biarkan Sang Pemilik Waktu yang tentukannya, apakah 35.040 jam ini akan
berlanjut pada ikatan yang di Ridhoi-Nya atau akan berhenti di 35.040
jam saja.
-tentang 19.Desember. tanggal yang sama saat 35.040 jam yang lalu -
#Nb: maaf, aku belum mampu memutuskan, semoga Allah meridhoi kesabaranmu.
*created by: @ninitatabon
No comments:
Post a Comment