Wednesday, 5 February 2014

Tentang Sebuah Perjuangan ( bagian 2 )


Sesuai janji saya, saya akan menulis kelanjutan cerita perjuangan saya. Dan alhamdulillah sekarang sudah bisa diposting.

Langsung saja..

Kerudung sudah menjadi bagian dari hidup saya, walau hanya sebagai penutup kepala saja, tapi saya sudah yakin untuk tidak melepasnya diluar rumah. melanjutkan postingan saya sebelumnya..

   Saat itu, saya hanya mencari ilmu agama lewat buku dan pelajaran PAI disekolah saja, saya merasa sangat kurang pemahaman dan merasakan resah, akhirnya saya bercerita dengan salah seorang teman yang berbeda sekolah tentang keresahan saya ini, kemudian dia bercerita bahwa disekolah mereka mengadakan halaqoh, dia bercerita segala kegiatan didalamnya, saya sangat tertarik mendengarnya, saya rasa ini jalan yang bagus untuk saya menambah pemahaman tentang agama, dan saya pikir sepertinya asik jika sekolah saya juga mengadakan kegiatan yang sama seperti sekolah teman saya itu, rohis, halaqoh, IRMAS (ikatan remaja masjid), seru sekali mendengarnya, sayangnya disekolah saya tidak ada karena alasan-alasan yang sangat klise bahwa kegiatan seperti demikian biasanya berkaitan dengan organisasi-organisasi tertentu, miris sekali, karena sudah kebijakan sekolah maka saya bisa apa? Akhirnya, saya mencoba mengajukan kegiatan halaqoh diluar kegiatan sekolah, saya mencari murobi (guru) yang dapat membimbing saya, dan saya sangat bersyukur ternyata banyak teman-teman yang  mendukung dan tertarik untuk mengikuti halaqoh, dititik ini semua perjuangan saya sangat begitu terasa, karena jarak rumah murobi dari sekolah lumayan jauh, belum lagi tempat tinggal kami juga jauh dari sekolah, jadi benarlah jika ada pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”, maksudnya adalah sejauh apapun jaraknya untuk ilmu memang harus diupayakan bagaimanapun caranya. Begitulah singkat cerita perjuangan saya dengan diri saya sendiri.

   Halaqoh sudah berlangsung, saya banyak mendapat ilmu di sana, teman baru dan ketenangan, cara pikir sayapun semakin hari semakin lain, keputusan saya berkerudung semakin mantap dan mantap lagi, walau memang masih menggunakan celana jeans dan baju lengan panjang tetapi saya bertekad untuk tidak melepas kerudung sekalipun dilingkungan rumah. Perjuangan berlanjut dan kali ini antara saya dan keluarga. Awalnya belum kentara, namun selepas SMA semua semakin terasa. Ibu sering memarahi saya saat beliau meminta saya membelikan sesuatu ke warung disamping rumah tetapi saya terlalu lama karena menggunakan kerudung terlebih dahulu. “Ngapain sih pakai kerudung segala?! Kelamaan! Kalo ngga mau disuruh bilang!”,katanya waktu itu, sulit saya menjawabnya, diam saja yang saya bisa, karena memang anak tidak boleh melawan orangtua sekalipun dia benar. Galau sekali saya saat itu. Tidak tahu bagaimana cara menjelaskan kepada orangtua.

   Itu semua tidak membuat saya gentar, tidak menggoyahkan niat saya dan kerudung saya. Sayapun tidak hanya diam, terus dan terus saya menambah ilmu lewat artikel-artikel islami dan konsultasi dengan murobi, namun karena saat itu saya sudah bukan lagi pelajar dan sudah berpisah dengan teman-teman, halaqohpun menjadi jarang dilakukan, hanya lewat ponsel saja kami berkomunikasi. Karena saat ini jaman sudah canggih, internet juga menjadi sangat penting untuk saya, selain mencari bahan bacaan saya juga mencari dan menambah teman yang sevisi dan sepemahaman dengan saya. Ajaib memang dijaman super canggih seperti sekarang ini, semua yang jauh bisa terasa menjadi sangat dekat. Saya tidak berhenti sebatas berkerudung saja, melihat teman-teman begitu anggun dengan jilbab dan gamis syar’i nya saya merasa sangat malu dengan apa yang saya kenakan, yang saya kenakan belum apa-apa, saya mulai berpikir yang saya kenakan masih jauh dari yang Allah mau, masih jauh dari yang Allah minta, masih jauh dari yang Allah suka. Terlebih banyaknya tuntunan-tuntunan tentang kerudung untuk wanita muslimah dalam ayat di al-qur'an semakin menambah kegalauan saya, karena jika sudah berkenaan dengan ayat al-qur'an itu semua sudah tidak main-main, karena al-qur'an adalah surat cinta dari Allah, Allah sendiri yang berbicara, banyak ayat yang mewajibkan seorang muslimah berkerudung, tetapi ada salah satu ayat yang sangat membuat saya berfikir bahwa yang saya kenakan masih jauh dari perintah Allah. bunyinya adalah:


"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Ahzab : 59)

dan..

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” (QS. An Nuur: 31).

menjulurkan jilbab keseluruh tubuh, dan jangan menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak.  sedangkan yang dimaksud biasa nampak adalah wajah dan telapak tangan. kalimat-kalimat tersebut yang membuat saya merasa bahwa apa yang saya kenakan masih jauh dari benar. semua hal itupun didukung oleh hadist-hadist nabi yang saya temui dalam artikel-artikel yang saya baca, seperti:

Dari Abu Hurairah Rodhiyallohu 'Anhu dia berkata, 

"Rasulullah SHollallohu 'Alaihi Wasallam mela’nat orang laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian lakilaki". [HR. Abu Dawud]

dan..

“Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini.” (HR. Muslim)

   setelah saya cari penjelasan lagi ternyata yang dimaksud dengan "wanita berpakaian tapi telanjang" adalah wanita yang menggunakan pakaian tetapi masih memperlihatkan lekuk tubuh. disini lah semuanya berawal, Allah sudah mempertemukan saya dengan muslimah-muslimah yang baik, sudah menyadarkan saya lewat surat cinta-Nya, dan sudah diberi penjelasan melalui hadist-hadist dari nabi. semua sudah jelas, lalu apa lagi yang saya tunggu? celana lumrahnya dipakai oleh seorang laki-laki, baju lengan panjang yang saya kenakanpun kadang masih menampakkan lekukan tubuh, semua itu membuat saya mempertanyakan segala niat saya.

 
    Kemudian niat mempertahankan kerudung saya ganti dengan keinginan Mensyar’i kan jilbab, ini tidak mudah, mengingat keluarga saya yang demikian adanya, dan saya juga merasa bahwa saya belum paham apa-apa, saya tidak paham banyak tentang agama, saya bukan anak pondok, saya bukan lulusan pesantren, tidak ada background didalam diri dan keluarga saya untuk menjadi demikian, menggunakan gamis dan kerudung yang lebar panjang? Ah.. “apa saya bisa?”, pikir saya saat itu.

    Perlahan.. ini memang benar-benar tidak mudah. Saya hanya dibimbing oleh bacaan-bacaan, artikel-artikel, ditambah dorongan kuat ketika melihat teman-teman muslimah terlihat begitu anggun dengan pakaian mereka. Tapi saya mulai bertanya pada diri saya sendiri, sebenarnya apa saya sudah yakin? Atau saya hanya mengikuti teman-teman? Atau saya hanya ingin dipandang baik? Banyak sekali pertanyaan dibenak saya. Tapi semakin didiamkan semakin terasa kuat keinginan saya ingin mensyar’i-kan pakaian. saya mulai semuanya pelan-pelan, mulai dari tidak lagi menggunakan celana jeans dan menggantinya dengan celana bahan katun, lalu lambat laun saya ingin memakai rok, saya mulai berdiskusi dengan ibu saya, “bu, saya ingin pakai rok terus sekarang”, ibupun meng-iya-kan saja, mungkin beliau pikir apa anehnya? Toh saya ini perempuan, wajar jika pakai rok. Sejak saat itu saya mulai sedikit-sedikit, mengganti celana menjadi rok, saya mulai menyingkirkan celana-celana jeans yang saya punya. Walau tidak banyak rok yang saya miliki tetapi hal itu tetap membuat saya merasa nyaman. Walau belum se-syar’i yang saya tahu tapi itu sudah cukup anggun saya rasakan. 

Perjuangan saya tidak berhenti sampai disini, masih banyak yang ingin saya ceritakan tapi saya rasa untuk kali ini cukup sampai sini, kelanjutannya akan saya posting secepatnya.
mudah-mudahan ada ilmu yang bisa dipetik. semoga bermanfaat. see u next post ^^

No comments: