" Tentang hidup, tentang hati, dan tentang apapun yang dapat di ungkap dengan aksara. Ketika saya merasa tidak memiliki telinga yang dapat mendengar, saya yakin bahwa ada mata yang dapat memperhatikan dengan baik"
Monday, 22 December 2014
Pesawat Impian Kiclik
Wednesday, 17 December 2014
Sureprise di 2014!
Kalian pernah melakukan sesuatu atas dasar suka saja? atau jelasnya adalah melakukan sesuatu tanpa sedikitpun berniat untuk mendapatkan bonus atau imbalan? pernah? setelah melakukan hal itu, tapi.. ternyata ada sesuatu yang kalian dapatkan jauh dari yang kalian bayangkan? pernahkah? NAH itu dia! ditahun 2014 ini saya merasakannya, Sureprise!! ^^
Sejak lulus dari bangku SMA saya jadi keranjingan baca buku, entah itu komik ataupun cerpen, tapi terutama yang saya gilai adalah novel, ditambah lagi selepas dari SMA saya jadi mudah menggalau, sampai-sampai teman-teman menyebut saya Mrs. Galau, -julukan paling nggak banget sepanjang umur saya sejauh ini-, bagaimana tidak? saya merasa "kaget" dengan hidup yang harus berubah drastis dari seorang pelajar menjadi seorang yang entah akan melangkahkan kaki kemana selepas lulus SMA (antara kerja atau kuliah? tapi akhirnya 22nya saya lakoni hihi), belum lagi ada konflik soal hati yang... (emm tidak perlu dibahas hehe), dilatar belakangi semua itu dan dengan modal perbendaharaan kata yang seadanya saya menuangkan semua kegalauan saya dengan nekad sok-sok'an mencoba untuk menulis, entah itu di note facebook ataupun diblog ini, tapi diluar dugaan ternyata alhamdulillah banyak teman yang mungkin se-perasaan dengan saya atau mungkin juga mereka hilaf (hahaha) mengatakan bahwa tulisan saya mengena untuk mereka, dan mereka suka, jadi atas dasar alasan itu pula sekarang setelah senang membaca saya jadi suka menulis, yang kata orang ini adalah efek dari suka membaca, benarkah? Entahlah ini disebut efek, iseng atau apa tapi yang jelas setelah menulis saya selalu merasa lebih lega dan merdeka, kenapa ya?
Nah, setelah 1 tahun bergelut dengan ke isengan -yang selalu membuahkan ketenangan setelahnya- itu saya mulai tertarik menantang diri saya untuk tidak hanya menulis tentang curhatan-curhatan galau tapi juga mampu menulis cerita fiksi, sebelumnya selama masih menjadi anak berseragam dulu jika pada pelajaran Bahasa Indonesia ada materi mengarang rasanya saya berat sekali mengerjakannya, selalu buntu, tapi entah kenapa setelah mencoba masuk ke "dunia" ini justru saya ingin mengerjakannya tanpa disuruh, yaa everybody changing yah kawan-kawan haha.
Keinginan saya itu berawal dari mengikuti akun @nulisbuku di twitter yang merupakan sebuah media online self-publishing, tempatnya orang-orang yang bermimpi menjadi penulis bisa dengan mudah mewujudkannya, dan tempat menerbitkan buku tanpa perlu merasakan pahitnya penolakan saat menerbitkannya, baik banget kan merekaaa? setiap Rabu malam mereka mengadakan event #FF2in1 dimana peserta diminta untuk menulis sebuah cerita flash fiction di note facebook atau blog lalu mengirim linknya dengan cara mention akun twitter @nulisbuku , peserta menulis cerita dengan tema yang telah disediakan, biasanya tema itu berbentuk lagu atau puisi, mungkin ini terlihat biasa, tapi bagaimana jika yang diminta adalah membuat 2 buah cerita fiksi mini dalam 1 jam?!! yang berarti 1 cerita adalah 30 menit! wow! DAN setiap minggunya event itu SELALU dibanjiri peserta yang SELALU mampu menulis 2 cerita dalam 1 jam! huuuuuw kebayang nggak tuh gimana keren dan kreatifnya peserta-peserta yang ikut? (menurut saya sih nggak keren, tapi KEREN BANGET! *capslok jebol*), bahkan ada yang bisa menyelesaikan 1 ceritanya dalam 10 menit, (Lah? saya? butuh waktu berjam-jam untuk menulis, padahal hanya menulis nonfiksi haha) Nah.. dari karya-karya mereka yang saya baca melalui link yang dishare oleh adminnya itu saya semakin tertarik untuk menuliskan cerita-cerita hayalan (biasanya selalu diselipi curhatan sih hahahaha tetep -_-), dan dari event itu juga saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang hebat :)
Singkat cerita (yang padahal nggak ada singkat-singkatnya dari tadi haha) setelah mulai sedikit berani sok-sok'an nulis fiksi, saya juga jadi sedikit berani untuk ikut-ikut event, berawal dari saya baca note salah satu temen di media sosial yang isinya tentang info event menulis diawal Februari 2014 lalu yang diadakan oleh salah satu penerbit indie yaitu Penerbit Harfeey saya iseng-iseng mengadu peruntungan dengan mengikuti persyaratan yang ada di dalam note dan kirim naskah. IYA kirim naskah, itu berarti awal saya ikut event menulis untuk pertama kalinya ^^
saat itu event perdana yang saya ikuti mengharuskan saya membuat sebuah flash fiction story bertema "Kopi", dan menurut info yang saya baca rencananya naskah-naskah yang lolos akan dimuat dalam buku kumpulan cerpen, tanpa pikir panjang saya mulai menulis dan mengirim sebelum deadline batas pengiriman berakhir, hey.. ternyata senang yah melihat nama kita tertera didaftar peserta yang sudah kirim naskah, padahal hanya sekedar "sudah mengirim", niat saya saat itu hanya sekedar ikut berpartisipasi dan asah kemampuan saja, saya tidak berharap banyak, karena saya yakin karya peserta lain pasti lebih baik dari yang saya buat, jadi yaa sudah.. tidak berharap banyak :")
Dan, kawan.. tahukah? saat itu saya tidak begitu memperdulikan kapan pengumuman naskah yang lolos untuk dibukukan itu akan diumumkan, tapi seingat saya 2 minggu setelah deadline event berakhir saat itu ketika saya membuka akun facebook, Penerbit Harfeey men-tag (menyebut) akun saya dalam kiriman notenya, penasaran, saya buka, saya baca perlahan, dan........ Aw! ternyata tulisan saya LOLOS untuk dibukukan!!Dan dengan pertimbangan urutan abjad awal judul naskah, maka tulisan saya dimuat di jilid ke 5! Waw..!! senangnyaaaa, berawal dari hanya mencoba peruntungan dan tidak berharap banyak ternyata saya terpilih sebagai kontributor penulis. Yipiiiiy ^_^ dan ini dia penampakan cover Buku Kumpulan Cerpen "Kopi Bercerita jilid 5" yang diterbitkan oleh Penerbit Harfeey:
Bagi saya, event perdana dari penerbit Ellunar dan terpilihnya lagi saya menjadi kontributor penulis adalah menjadi penutup akhir tahun 2014 saya yang manis ^^, dan demikianlah Sureprise yang saya dapatkan di tahun 2014 yang sudah hampir habis ini, berawal dari hanya mencoba dan ingin menantang diri ternyata mendapatkan bonus dari Allah diluar dugaan, memang ketetapan Allah selalu indah yah kawan ^_^, walau hanya sebagai penulis kontributor dan belum berhasil menjadi juara tapi saya cukup bangga karena dari hal itu saja dalam waktu yang sebenarnya kurang dari 1 tahun ini saya sudah berkontributor di 3 buku sekaligus, Alhamdulillah ^_^ saya akan menjadikan ini sebagai acuan untuk terus berkarya dan semakin kreatif agar terus mampu menulis karya yang lebih baik lagi, siapa tahu kelak bukan hanya cerpen tapi saya mampu membuat sebuah novel. Aamiin ^_^
Terimakasih yah kawan-kawan atas segala apresiasinya, terimakasih untuk kalian yang rela menyisihkan uang jajan untuk membeli buku-buku ini, semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan uang jajan yang dilipat gandakan lagi agar bisa membeli buku saya yang lain haha Aamiin :D
Dan saya juga belum berterimakasih kepada kalian yang Istiqomah dalam ngepoin blog saya ini hihi :D terimakasih sudah setia berkunjung, mengapresiasi kegalauan dan ke-entahan saya ini. Terimakasih banyak yah teman-teman. Kini tahun 2014 akan segera berakhir, setiap hari yang Allah beri harus menjadikan kita pribadi yanag lebih baik lagi, semoga bukan hanya tahun saja yang baru tapi semangat dan cara berpikir kita menjadi lebih baik lagi. Saya jadi tidak sabar dan penasaran ada kejutan apa lagi yah di 2015 nanti? Semoga lebih baik! Aamiin ^^v
Eh, ngomong-ngomong, saya mohon maaf sebelumnya jika ada yang tidak berkenan dengan postingan saya ini dan merasa ini terlalu berlebihan, saya hanya sedang belajar untuk menghargai diri saya sendiri, karena bukankah jika kita ingin dihargai orang lain harus mampu menghargai diri kita sendiri terlebih dahulu? begitupun sebaliknya? dan saya menulis ini untuk menjadikan motivasi bagi saya pribadi bahwa saya mampu mengalahkan keraguan dan sikap pesimis yang selama ini "nongkrong" di badan mungil saya ini, terimakasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktunya demi membaca postingan saya kali ini, semoga ada pelajaran yang bisa didapat yah ^^v
Created by: @ninitatabon
Monday, 15 December 2014
Jembatan Kaca (Pertaruhan Kepercayaan)
"Namun aku bukan Tuhan", ujarku padanya.
"Kau hanya harus memaafkannya, bukan mempercayainya lagi!", nada bicaranya meninggi.
Aku menunduk, tak berani melihat sorot kemarahannya, aku mengalihkan pandangan pada jari-jari kakiku, meyembunyikan raut ketakutanku.
"Tak usah berpura-pura baik hati bagai malaikat, menyusun alasan untuk membenarkan semua yang kau lakukan", dia merendahkan lagi suaranya. "Aku tahu kau orang baik, tapi kau bukan orang bodoh", lanjutnya. "Kau hanya belum bisa berpaling dari segala hal dimasalalumu, kau menikmati lukamu". Aku hanya bisa diam. Sesaat aku dan dia ada dalam keheningan.
Kemudian aku melihat melalui ekor mataku, aku menyadari bahwa dia mulai melangkahkan kakiknya, aku buru-buru mengangkat kepalaku. "Tunggu..", lirihku. Dia menengok ke arahku, "Tetaplah disini, dampingi aku", kataku dengan raut muka sayu.
"Yang kau butuh bukan aku, tapi hati yang tak mudah lagi dibodohi. Aku hanya ambisimu yang memang tak seharunya kau pedulikan", ucapnya penuh penekanan, menyakitkan untukku.
"Aku hanya ingin menyembukan sakitku. Ku mohon, tetap dampingi aku, sekeras apapun kau, aku tetap butuh", aku memohon.
"Melangkahlah, aku tak bisa.. namun aku yakin kelak saat kau tengah menyusuri jembatan ini kau akan sadar bahwa kau telah mempertaruhkan kepercayaan pada dia yang pernah mempermainkanya", ucapnya dengan tatapan tak peduli, dia membalikan badan melanjutkan langkahnya. perlahan menjauhiku, aku hanya mampu menatap punggungnya yang mulai menjauh dengan sendu. "Oh ambisiku.."
Aku berada didepan sebuah jembatan kaca panjang, dibawahnya adalah jurang yang jika aku jatuh maka kegelapannya akan membuat tak seorangpun akan menemukanku. Jatuh, hilang, tak bisa ditemukan, jikapun ditemukan mungkin hanya seperkecil bagian tubuhku, mungkin hanya satu bola mataku, atau salah satu dari kesepuluh jari-jariku, dan itupun dengan kemungkinan yang amat kecil. Jurang yang mengerikan.
Kaca, untuk menahan setengah berat tubuhku saja dia terlalu rapuh, maka bisakah kau bayangkan bagaimana jika dia menahan seluruh beban tubuhku? tapi seseorang meyakinkanku bahwa ini bukan sembarang kaca, aku tidak hanya bisa melangkah, namun bahkan bisa berdansa diatasnya.
Aku percaya saja, mengangguk mengiyakan. Bodohnya...
Dan kau tahu dialog awal pada tulisan ini? Itu adalah dialogku dengan ambisiku, aku baru saja kehilangannya, dia pergi karena dia merasa tak berhasil membujukku untuk tidak melangkahkan kaki diatas jembatan ini.
Mungkin tepatnya bukan dia yang pergi meninggalkanku, namun aku yang membiarkannya pergi, sebenarnya aku bisa menahannya, dan dia bisa tetap disini, namun atas dasar kepercayaan pada kebahagiaan diujung jembatan kaca ini aku membiarkannya pergi, padahal aku membutuhkannya karena aku bukan malaikat, karena aku harus hidup degan melihat banyak sisi, salah satunya adalah sisi egois mata ambisiku.
Hati itu adalah milik dia yang dulu pernah amat kupercaya, dia yang pernah memberiku sebuah apel manis namun ternyata beracun hingga aku harus tak sadarkan diri berbulan-bulan lamanya, pernah juga kuberi kepercayaanku padanya untuk membawaku terbang namun belum sampai ku ke langit ke tujuh, sudah dia hempaskan di langit ketiga, dan dia adalah orang yang sama yang membuatku kini melangkahkan kaki dijembatan kaca ini, seseorang yang berkata bahwa berdansa diatasnya pun jembatan kaca ini tidak akan melukaiku, dia menjanjikan sebuah kebahagiaan jika aku berhasil melewatinya, dia melihat bekas luka dan segala sakit yang ada pada tubuhku bekas ku terjatuh dari langit ke tiga kala itu, dia menyadari bahwa itu adalah hasil dari penghianatannya dulu, maka kini dia berniat menyembuhkannya dengan segala kebahagiaan yang ada diujung jembatan kaca ini.
"Aku menunggumu diujung jembatan, aku tak bisa membawamu terbang, kau harus menyusuri jembatan karena ini salah satu persyaratan untuk menyembuhkan lukamu, agar angin yang berhembus saat kau melewati jembatan ini bisa menyapu lukamu lembut, dan kelak saat kau sampai diujung jembatan ini obat itu akan lebih ampuh menyembuhkan sakitmu karena bantuan angin itu", katanya dengan yakin sebelum dia mengepakan sayapnya, dengan tatap penuh ketegasan, dengan tatapan kesastrianya, tunggu dulu.. apa orang yang pernah berhianat pantas disebut kesatria?
Saturday, 13 December 2014
Harga Sebuah Masalalu
Sudah banyak kata yang pernah kutulis hanya sekedar untuk mendeskripsikan arti sebuah kenangan, yang aku sadari adalah bahwa bagaimana hatiku hari ini adalah hasil dari yang pernah terjadi kemarin.
Ini tentang kisah yang tidak akan pernah bisa kembali, tentang kenangan yang terlanjur ada, dan tentang penyesalan yang aku rasakan pada akhirnya.
Kau pernah terluka? aku juga.
Kau pernah kecewa? aku pun.
Bedanya, kau melupakan? aku tidak.
Sekalipun, tidak.
Maka, apa arti masa lalu untukku? Adalah kamu yang membawa pergi ambisiku, adalah aku bersama luguku, adalah jarak yang teramat jauh.
Waktu, tak bisa diulang, tak bisa kembali.
jika sudah murah kau buang, mahal untuk kau dapat lagi..
created by:
Monday, 8 December 2014
Mengakhiri yang pernah Diawali
Hidup selalu erat dengan 2 hal yang bersimpangan, seperti saat kita lahir kedunia sudah dihadapkan pada kenyataan yang kita hanya harus menerimanya, antara hidup karena berhasilnya perjuangan seorang wanita yang dengan ikhlas mempertaruhkan nyawanya, atau mati tak diperkenankan melihat dunia.
Hidup selalu tentang 2 pilihan, seperti: bahagia atau merana, memaksa atau menerima, berusaha atau putus asa, dan pada akhirnya berujung di Surga atau Neraka.
Hidup ini hanya jeda antara 2 gelap, berawal digelap rahim ibunda hingga berakhir digelap dekapan bumi-Nya, dan hanya iman yang mampu menerangi akhirnya.
Hidup hanya soal bagaimana kita memulai dan sesiap apa kita mengakhiri, namun ingatlah bahwa 2 buah kata tidak akan berarti tanpa ada spasi, begitupun hidup, tidak akan bermakna tanpa history.
Kita selalu memulai sesuatu dengan bahagia, tapi sayangnya lupa bahwa setiap yang pernah dimulai akan selalu diakhiri, dan sayangnya lagi, semua yang kita awali dengan bahagia selalu diakhiri dengan perasaan tidak rela, itulah mengapa dalam hidup ada yang dinamakan kecewa, karena kita tidak mengakhiri sesuatu sebahagia kita memulainya. Bukankah jika sesuatu tidak berakhir bahagia maka belum dikatakan berakhir? Demikian mengapa kita selalu merasa hidup tidak adil, dan lisan mudah sekali megeluh pada sang pemilik tubuh, padahal kitalah yang tak mampu menggunakan waktu dan terlena dengan hal-hal yang semu. Ingatkah bahwa hidup hanyalah sebuah jeda?
Maka, aku berkata pada sebuah awal yang kelak berakhir.. Kau.. jika harus berakhir, berakhirlah seperti daun hijau yang lupa bahwa dia pernah kering saat kemarau tiba, seperti pelangi yang tidak menyadari bahwa dia datang setelah hujan deras menjemputnya, berakhirlah seperti waktu tidak pernah terisi kenangan sebelumnya.
Jika harus berhenti, berhentilah seperti kaki itu tidak pernah dilangkahkan, seperti ingatan tak akan pernah dihadirkan, seperti kalimat-kalimat manis nan romantis itu tak pernah dilisankan. Berakhirlah seperti semua tidak pernah dimulai, dan lupa bahwa telah diakhiri.
Tunggu dulu, apakah aku baru saja mendefinisikan arti ikhlas?
Created by: @ninitatabon