Monday, 8 December 2014

Mengakhiri yang pernah Diawali

Hidup selalu erat dengan 2 hal yang bersimpangan, seperti saat kita lahir kedunia sudah dihadapkan pada kenyataan yang kita hanya harus menerimanya, antara hidup karena berhasilnya perjuangan seorang wanita yang dengan ikhlas mempertaruhkan nyawanya, atau mati tak diperkenankan melihat dunia.

Hidup selalu tentang 2 pilihan, seperti: bahagia atau merana, memaksa atau menerima, berusaha atau putus asa, dan pada akhirnya berujung di Surga atau Neraka.

Hidup ini hanya jeda antara 2 gelap, berawal digelap rahim ibunda hingga berakhir digelap dekapan bumi-Nya, dan hanya iman yang mampu menerangi akhirnya.

Hidup hanya soal bagaimana kita memulai dan sesiap apa kita mengakhiri, namun ingatlah bahwa 2 buah kata tidak akan berarti tanpa ada spasi, begitupun hidup, tidak akan bermakna tanpa history.

Kita selalu memulai sesuatu dengan bahagia, tapi sayangnya lupa bahwa setiap yang pernah dimulai akan selalu diakhiri, dan sayangnya lagi, semua yang kita awali dengan bahagia selalu diakhiri dengan perasaan tidak rela, itulah mengapa dalam hidup ada yang dinamakan kecewa, karena kita tidak mengakhiri sesuatu sebahagia kita memulainya. Bukankah jika sesuatu tidak berakhir bahagia maka belum dikatakan berakhir? Demikian mengapa kita selalu merasa hidup tidak adil, dan lisan mudah sekali megeluh pada sang pemilik tubuh, padahal kitalah yang tak mampu menggunakan waktu dan terlena dengan hal-hal yang semu. Ingatkah bahwa hidup hanyalah sebuah jeda?

Maka, aku berkata pada sebuah awal yang kelak berakhir.. Kau.. jika harus berakhir, berakhirlah seperti daun hijau yang lupa bahwa dia pernah kering saat kemarau tiba, seperti pelangi yang tidak menyadari bahwa dia datang setelah hujan deras menjemputnya, berakhirlah seperti waktu tidak pernah terisi kenangan sebelumnya.

Jika harus berhenti, berhentilah seperti kaki itu tidak pernah dilangkahkan, seperti ingatan tak akan pernah dihadirkan, seperti kalimat-kalimat manis nan romantis itu tak pernah dilisankan. Berakhirlah seperti semua tidak pernah dimulai, dan lupa bahwa telah diakhiri.

Tunggu dulu, apakah aku baru saja mendefinisikan arti ikhlas?


Created by: @ninitatabon

No comments: