Orang bijak bilang, hidup adalah perjalanan, dan perjalanan yang menyenangkan sepatutnya tidak dilakukan sendirian, jika aku boleh berkhayal nantinya Tuhan memintaku menjadi teman perjalananmu, ada yang harus kamu tahu.
Kelak, aku tidak berminat berjalan mendahuluimu, dengan jumawa berada didepanmu, membuatmu merasa tertinggal walau hanya selangkah.
Tidak pula aku berhasrat untuk berjalan beriringan denganmu, melangkah dengan terus menggandeng manja, meminta langkahmu yang tegap mengimbangi gerakku yang lamban. Tidak akan.
Aku lebih memilih untuk selalu membiarkanmu berjalan lebih dulu, memandangi punggung tegapmu, memperhatikanmu dari sisi yang tidak kamu tahu. Bukan karena aku enggan menjadi teman perjalanan yang baik, aku hanya ingin memastikan, jika nantinya kau merasa segala beban begitu berat untuk kau emban, hanya aku yang akan kau temui saat kamu memilih menyerah dan berbalik arah, hanya senyumku yang akan kau temui saat kau butuh di semangati, hingga akhirnya kau lupa pernah ingin berhenti.
Jika Tuhan memintaku menjadi teman perjalananmu, kau benar-benar harus tahu, aku akan memilih terus berjalan dibelakangmu, mempersilahkanmu untuk menunjukkan jalan untukku, bukan karena aku buta arah, pun bukan karena aku tak tahu kita harus kemana, aku hanya ingin membuatmu selalu merasa kubutuhkan, membuatmu merasa bahwa jalan manapun yang akan kau putuskan, aku tak pernah takut kau akan menyesatkan, dari balik punggungmu aku percaya bahwa sejauh apapun perjalanannya, hanya langkahmu yang bisa membawaku pada tujuan yang ku damba. Itu saja.
Lalu, jika kau tanya siapa yang akan terus disampingmu, mendampingi langkahmu, berjaga di kiri dan kananmu? adalah sepasang kekasih yang begitu mengenalmu lebih dari aku, sepasang bibir yang tak lelah merapal doa keselamatan untukmu, kuserahkan posisi itu pada Ibu dan Ayahmu.
Jika Tuhan memintaku menjadi teman perjalanannu, biar aku terus berjalan satu langkah di belakangmu.
- Nita Bonita Rahman -
Photo by: @djonadoel
No comments:
Post a Comment