Kasih, sebelum Tuhan benar-benar setuju pada doa-doa kita, sambil menunggu segala jawab yang entah kapan datangnya, izinkanku kenalkanmu pada sedikit definisi dari kata "sederhana" yang kupunya.
Misalnya...
Kelak tidak usah repot mengajakku berkeliling Indonesia dengan kendaraan pribadi terbaik yang kamu punya, meski kamu bilang itu hanya hal sederhana, bagiku tidak, aku lebih suka duduk disampingmu dalam gerbong kereta yang membawa kita menuju rumah ibu yang sudah membesarkanmu dengan penuh cinta.
Atau, nanti, saat kukatakan aku lapar atau butuh camilan, tak usah kau repot mengajakku ke tempat makan ternama di kota, meski bagimu itu sederhana, untukku tidak, sebab aku akan pusing dengan nama-nama makanan yang ada pada daftar menu diatas meja, aku lebih suka duduk diteras rumah bersamamu dengan menyesap teh tubruk manis yang kurebus dari panci yang kita beli saat kita mengisi perabotan rumah sambil mengunyah singkong rebus yang kubeli dari tetangga yang memanen hasil kebunnya kemarin lusa.
Kasih, mari kita samakan persepsi, perihal definisi kata "sederhana" yang selama ini kuyakini, agar kelak kita satu visi tentang bahagia yang sejauh ini masih hanya mimpi, meski aku tak tahu pasti siapa sesungguhnya kamu yang kuajak berdialog sedari tadi.
Akhirnya, di malam yang sejuk ini, izinkan kumenyampaikan salam dari singkong rebus yang dimasak ibuku sore tadi. Katanya, selamat malam untukmu yang belum juga Tuhan sebut pasti.
No comments:
Post a Comment