Aku pernah membaca sebait puisi
Isinya bercerita tentang perjalanan menuju Surga
Sang pujangga menulis bahwa jalanan itu amat hampa
Yang sering terdengar hanya suara hela napas yang lesu
Jauh dari tepuk tangan yang riuh
Baru ku tahu kemudian bahwa perjalanan itu milik para Ibu
Sejak membaca puisi itu rasanya aku ingin menulis surat untuk seluruh Ibu di dunia
Ingin ku jabat tangan mereka dengan kata-kata
Biar sepi itu pecah dihantam tawa
Perjalanan itu akan ku buat meriah
Agar siapapun tak merasa perlu berlomba mencari tahu siapa yang paling hebat dari siapa
Ibu, hujan ada redanya
panas ada teduhnya
badai ada tenangnya
dan perjalananmu pasti ada ujungnya
Maka benar-benar berbahagialah,
Sebab Surga bukan tempat orang yang senang berpura-pura
No comments:
Post a Comment