"Cintamu berlebihan", Katamu padaku malam tadi mengakhiri perdebatan kita yang sebenarnya selalu tidak pernah bertemu ujung
Perdebatan kita hanya selesai karena aku tidak mendebat lagi, bukan karena kita sudah sepakat menemukan solusi
Barangkali iya,semua yang berkaitan denganmu selalu aku buat berlebihan. Hati ku kurang lapang, ikhlas ku kurang luas,sabar ku kurang penuh, hanya cinta ku yang berlebihan.
Apa aku sedang cemburu?
Seingatku Pidi Baiq pernah menulis bahwa cemburu hanya untuk orang-orang yang tidak percaya diri,dan sekarang aku memang sedang tidak percaya diri. Apa kamu mengerti?
Cemburu ku kini bukan lagi pada kancing di bajumu, arloji di pergelangan tanganmu,atau pada Id Card yang menggantung di lehermu setiap kamu pergi bekerja, cemburu ku kini pada hal-hal yang lebih besar dan rumit, sayangnya kamu tidak mau mengerti
Kamu selalu bilang aku harus bisa lakukan sesuatu dengan cepat, tapi aku terlanjur menganggap mu sebagai guru dan aku adalah muridnya. Kamu memaksaku paham rumus logaritma sedangkan aku yang bodoh ini menambahkan angka lima dan dua saja masih sering keliru jumlahnya.
Sejak awal menuju mu aku tidak membawa apapun selain cinta
Ku kira itu tak cukup, ternyata bagimu berlebihan. Cintaku berlebihan.
Bagiku perdebatan kita tidak pernah berakhir,aku hanya memendamnya dalam diam
Kacaunya kamu menganggap diamku berarti baik-baik saja,tidak ada yang harus dibereskan, tidak ada yang perlu dimintai maaf, tidak ada solusi yang harus diberi
Cintaku berlebihan,marahku berlebihan,Ironisnya bagimu seluruh ku adalah tak cukup.
No comments:
Post a Comment