Tuesday, 21 January 2014

Untuk Fakhrunnisa Khanifa



Hidup memang tidak sesederhana yang kita rencanakan. Kadang kita berpikir bahwa kita bisa lakukan semua sendirian, tapi waktu tidak merelakan kita untuk kesepian. Dan Allah tidak menciptakan manusia untuk menjadi angkuh,  menjadi apapun sesuka yang kita mau. Mungkin itulah sebab kenapa Allah ciptakan aku untuk kamu, dan kamu ada dalam hidupku. Untuk menjadi seorang kawan, untuk menjadi seorang teman, untuk saling mengingatkan, untuk saling membawa pada kebaikan.. aku dan kamu, hampir 13 tahun lamanya.

Kita.. dua anak perempuan absurd yang sedari menggunakan seragam putih merah hingga abu-abu dituliskan tetap bersama. Kita.. dua anak perempuan aneh yang entah kenapa selalu berkegiatan yang sama, dari ekskul hingga lomba. Kita.. dua anak perempuan kecil yang perlahan beranjak dewasa.

Hampir 13 tahun bersama bukan berarti selama 24 jam selalu ada. Tapi, sadarkah? Aku menyaksikan perkembanganmu walau tidak semua, dari berkenalan denganmu sewaktu masih berkuncir dua hingga mendampingimu berlari-lari dijalan sempit untuk bersembunyi dari kejaran sejumlah pria yang katanya suka tapi memaksa. Dari berseragam pramuka hingga kini kamu berpenampilan anak kota. Dari mengerjakan PR bahasa Indonesia hingga kini membahas soal hati dan hidup yang semakin tidak biasa.

Hampir 13 tahun.

Sudah selama itu aku menjadi kawanmu. Dihari pergantian usiamu ini tidak ada yang lebih aku harapkan selain kesehatanmu, kebagiaan untuk kita. Dan.. berkawan denganmu hingga kita berusia senja.

“Tidak ada akhir yang tidak seindah awalnya”, masih saja kuingat kalimatmu itu. Benar, jika memang harus berakhir, berakhirlah semanis dulu aku berkenalan denganmu yang masih berkuncir dua. Berakhirlah seindah dulu, saat berangkat dan pulang sekolah bersepeda. Berakhirlah seperti tak ada yang di akhiri. Jika harus berpisah, biarkan Tuhan yang melakukannya. Bukan atas ingin kita, tapi memang takdir yang berbicara.        

Hidup memang tidak sempurna, sayang. Maka sahabat adalah hal yang bisa membuat kita lupa pada ambisi kesempurnaan itu sendiri, pengalih perhatian dari kelelahan, membuat indah sebuah kebodohan.

Terimakasih untuk pertemanan ini, dan teruslah menjadi temanku, kita buat mereka iri dengan pertemanan absurd ini. Sekarang.. jika kamu memintaku untuk temanimu berlari dari kejaran mereka aku tidak akan mau lagi, karena Insyaallah jika Allah mengijinkanku miliki umur panjang, aku akan menghadapi mereka dan katakan bahwa perempuan sepertimu diciptakan bukan untuk kelelahan tapi harus diperjuangkan.

Selamat memasuki usia kepala dua. Bagaimanapun dunia mencoba untuk mengubahmu teruslah menjadi kamu sebagaimana adanya “kamu”. Berjanjilah bahwa hidup tidak akan pernah bisa membuatmu mejadi angkuh. Semoga Allah memberkahi sisa umurmu.


Dari Maman untuk Dudung. Dari Nita untuk Anis.

Bersamamu kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu.

 Rasanya semua begitu sempurna. Sayang untuk mengakhirinya.

Janganlah berganti.. tetaplah seperti ini ” ~

Backsound: Ipang – sahabat kecil.


*Nb: kamu selalu lebih tua dariku wahai gadis busuk. Istqomahkan ke absurdan kita. Salam super.

*gonjreng*

No comments: