Hidup memang
tidak sesederhana yang kita rencanakan. Kadang kita berpikir bahwa kita bisa
lakukan semua sendirian, tapi waktu tidak merelakan kita untuk kesepian. Dan Allah
tidak menciptakan manusia untuk menjadi angkuh,
menjadi apapun sesuka yang kita mau. Mungkin itulah sebab kenapa Allah
ciptakan aku untuk kamu, dan kamu ada dalam hidupku. Untuk menjadi seorang
kawan, untuk menjadi seorang teman, untuk saling mengingatkan, untuk saling
membawa pada kebaikan.. aku dan kamu, hampir 13 tahun lamanya.
Kita.. dua
anak perempuan absurd yang sedari menggunakan seragam putih merah hingga abu-abu
dituliskan tetap bersama. Kita.. dua anak perempuan aneh yang entah kenapa
selalu berkegiatan yang sama, dari ekskul hingga lomba. Kita.. dua anak
perempuan kecil yang perlahan beranjak dewasa.
Hampir 13
tahun bersama bukan berarti selama 24 jam selalu ada. Tapi, sadarkah? Aku
menyaksikan perkembanganmu walau tidak semua, dari berkenalan denganmu sewaktu
masih berkuncir dua hingga mendampingimu berlari-lari dijalan sempit untuk
bersembunyi dari kejaran sejumlah pria yang katanya suka tapi memaksa. Dari
berseragam pramuka hingga kini kamu berpenampilan anak kota. Dari mengerjakan
PR bahasa Indonesia hingga kini membahas soal hati dan hidup yang semakin tidak
biasa.
Hampir 13
tahun.
Sudah selama
itu aku menjadi kawanmu. Dihari pergantian usiamu ini tidak ada yang lebih aku harapkan
selain kesehatanmu, kebagiaan untuk kita. Dan.. berkawan denganmu hingga kita
berusia senja.
“Tidak ada
akhir yang tidak seindah awalnya”, masih saja kuingat kalimatmu itu. Benar,
jika memang harus berakhir, berakhirlah semanis dulu aku berkenalan denganmu
yang masih berkuncir dua. Berakhirlah seindah dulu, saat berangkat dan pulang
sekolah bersepeda. Berakhirlah seperti tak ada yang di akhiri. Jika harus
berpisah, biarkan Tuhan yang melakukannya. Bukan atas ingin kita, tapi memang
takdir yang berbicara.
Hidup
memang tidak sempurna, sayang. Maka sahabat adalah hal yang bisa membuat kita
lupa pada ambisi kesempurnaan itu sendiri, pengalih perhatian dari kelelahan, membuat
indah sebuah kebodohan.
Terimakasih
untuk pertemanan ini, dan teruslah menjadi temanku, kita buat mereka iri dengan
pertemanan absurd ini. Sekarang.. jika kamu memintaku untuk temanimu berlari
dari kejaran mereka aku tidak akan mau lagi, karena Insyaallah jika Allah
mengijinkanku miliki umur panjang, aku akan menghadapi mereka dan
katakan bahwa perempuan sepertimu diciptakan bukan untuk kelelahan tapi harus
diperjuangkan.
Selamat
memasuki usia kepala dua. Bagaimanapun dunia mencoba untuk mengubahmu teruslah
menjadi kamu sebagaimana adanya “kamu”. Berjanjilah bahwa hidup tidak akan
pernah bisa membuatmu mejadi angkuh. Semoga Allah memberkahi sisa umurmu.
Dari Maman
untuk Dudung. Dari Nita untuk Anis.
“Bersamamu
kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu.
Rasanya semua begitu sempurna. Sayang untuk
mengakhirinya.
Janganlah
berganti.. tetaplah seperti ini ” ~
Backsound:
Ipang – sahabat kecil.
*Nb: kamu
selalu lebih tua dariku wahai gadis busuk. Istqomahkan ke absurdan kita. Salam
super.
*gonjreng*
No comments:
Post a Comment