sepi, sunyi tak ada suara sama sekali.
tak ada lampu templok atau listrik yang dicolok.
hanya ada sebuah lilin yang sedikit membuat terang, dan aku yang memeluk lutut disudut ruang.
aku sendiri dalam keantah berantahan.
tapi, lamat lamat kudengar ada jejak kaki yang mendekat.
aku memeluk lulut erat.
semakin mendekat.
takut. aku terus memeluk lutut.
"kamu siapa?", aku mencoba membuka pembicaraan dengan berani tapi getaran suaraku tak bisa kututupi.
"aku ego mu.". bisik sosok yang kutanyai. terbahak ia tiba-tiba. semakin kencang menggaung diseluruh ruangan. aku takut.
"apa yang kamu tertawai?", aku terus menunduk.
"kebodohanmu.", katanya tegas.
"kenapa?", takut dan bingung menjadi satu.
"karena hal yang membuat mu ada disini".
aku menangis. "aku mohon, jangan ingatkan aku lagi".
aku gemetar. aku terisak.
aku dihukum karena telah mengobral kepercayaan dengan harga murah dibawah standar.
aku dipenjara karena telah melanggar peraturan hati paling pertama yang berbunyi "bahwa hati berhak bahagia", tapi aku malah menyiksanya.
maka aku dikurung disini, dan dijaga oleh penjaga bernama ego yang bentuknya pun aku tak bisa definisikan, menyeramkan, busuk bau badannya, tinggi, tegap, merendahkanku saja tugasnya. aku terlihat amat bodoh dimatanya. karena memang aku tidak mematuhi perintahnya.
"aku tahu aku salah, aku tahu bodoh".
"jadi untuk itu kau menangis?"
"iya, dan juga karena aku tak turuti ucapmu"
"kau terlambat."
sekarang, dalam ruangan yang paling tidak ingin kutempati ini hanya ada aku dan kebodohanku, hanya ada aku dan sang ego, hanya ada aku dan isak yang kelelahan.
aku bodoh. karena Kepercayaan tak seharusnya diobral.
aku bodoh. karena tak bisa belajar dari pengalaman.
created by:
1 comment:
horror.. ._.
Post a Comment