Wednesday, 5 September 2012

Nurhalimah Rahman

anak pertama dari 4 bersaudara, menjadi contoh untuk ketiga adik kecilnya.
Nurhalimah Rahman namanya, teman dan saudara memanggilnya 'imah'.. Kakak ku.

Perempuan kedua setelah mamah yang kukenal betul bagaimana kesehariannya. dia hadir kedunia 2 tahun lebih dulu dibanding aku.. adik pertamanya, kemudian setelahnya lahirlah aku dan 5tahun kemudian lahirlah adik perempuanku dan dengan jarak 6tahun lahirlah adik laki2ku, adik bungsu kami. Kami memulai hidup didalam rahim yang sama. Dimasa kecilnya dulu, sebelum aku lahirpun aku telah banyak merepotkannya, saat kakak ku berumur 1,5 tahun ibuku mengandung aku, disaat anak2 seusianya merasakan kasih sayang seorang ibu sepenuhnya dia tidak mendapatkannya dgn penuh krn waktu yang dimiliki ibuku saat itu tersita untuk ku yang berada dalam rahimnya.

Mba.. Begitulah aku memanggilnya.
Matanya sipit, berkulit cerah, bertubuh tinggi (bongsor dalam jawa), dan ciri khas dr dirinya adalah sebuah tahi lalat yang terletak diatas mulut sebelah kirinya yang membuat kakak ku terlihat manis. Kakak ku sangat cengeng dimasa kecilnya dulu, itu yang ku tau. selama 10 tahun kami selalu memilih menuntut ilmu di satu sekolah yang sama, dr TK sampai SMP. setelah lulus SMP baru lah aku memutuskan untuk memilih sekolah yang berbeda dengannya.
dia cuek, dan agak terkesan malas (menurutku), dia adalah wanita terjudes dipikiranku, apapun yang berkenaan dengannya harus sempurna dan apabila ada kesalahan dan itu disebabkan olehku maka aku harus siap-siap jd objek kemarahannya.

Dulu.. Kami melewati masa kecil bersama di lingkungan rumah nenek kami, dari TK dialah teman terdekatku, aku mengerti arti 'teman' darinya, setiap hari menghabiskan waktu hampir selalu dengan bermain permainan yang sama, makan denga lauk yang sama, mendapatkan kasih sayang dari seorang bapak dan seorang ibu yang sama, dimanjakan oleh nenek yang sama, mulai tumbuh dan berkembang di lingkungan yang sama, sering menggunakan dan memilik barang yang selalu sama dari mulai baju, tas, sampai peralatan sekolah.

Berbagi kasih sayang, saat dia dimanjakan bapa maka aku dimajakan ibu, begitu terus sebaliknya. Aku sering dibuat menangis karenanya dulu, entah krn berebut mainan, dijahili, atau bahkan ditinggal bermain olehnya, aku pernah menangis krn dia meninggalkanku dan dia bermain bersama teman-temannya. Yaa itulah kami saat itu.

kini, waktu menunjukan cerita lain..
saat ini dia kuliah di kampus yang jauh dari rumah dan menyebabkan dia harus pulang kerumah 2 minggu sekali atau bahkan hanya pulang saat hari libur tiba.
banyak yang telah kulalui bersamanya selama ini.
Jujur, aku sering iri padanya, banyak yang aku inginkan dan tidak aku dapatkan tp dia mendapatkannya, aku sadar rasa ini tak seharusnya ada, aku harusnya berfikir bahwa dia pantas dapatkan itu krn dia kaka tertua untuk kami.. Adik-adiknya. Aku iri saat dia dapat melanjutkan sekolahnya setelah lulus SMA, aku iri saat dia mendapatkan sebuah laptop yang akupun inginkan sejak lama, aku iri ketika melihat dia menggunakan pakaian yang lebih bagus dariku, aku iri krn orang tuaku selalu mengutamakannya. Kadang akupun membencinya karena selain judes menurutku dia juga egois, sangat sangat egois, dan aku sering menangisi ke egoisannya. Kami dilahirkan dari keluarga yang sederhana, bukan orang yang berduit, dan dari keinginannya dia meminta ini dan itu dari orang tuaku dengan alasan 'kebutuhan kuliah', itulah pusat keirian dan kebencianku padanya.
Apapun yang dia lakukan dan apapun yang aku rasakan, jauh didalam hatiku aku sangat menyayanginya, dia saudara kandungku, kakak ku, orang yang akan melindungiku setelah bapak dan ibu. Kami tumbuh dikeluarga yang tidak mudah untuk mengungkapkan perasaan, tidak mudah menceritakan apa yang sedang kami hadapi, apa yang kami rasakan dan hadapi diluar rumah jika itu adalah sebuah masalah kami hanya bisa berdiam diri saat dirumah. Introvert.. Itulah kami dengan keseharin masing-masing anak.
Dan rasa sayang ku pada kakak dan kedua adikku tidak mudah aku ungkapkan, dan dari note ini aku dapat menceritakan bagaimana aku menyayanginya.

Aku pernah marah padanya, sangat marah karena ada suatu masalah dirumah yang membuatku sangat geram padanya akibat ke egoisannya, dan dari saat itu hingga kini aku masih sering kesal melihat tingkahnya. dia baik, sangat baik unttukku, harusnya dia perlu tau bahwa rasa sayangku lebih besar dari rasa benciku kepada ke egoisannya. Terlepas dari rasa benciku dia tak pernah tau bagaimana rasa senangku ketika dia pulang setelah beberapa minggu tidak bertemu denggannya, dia tak pernah tau bagaimana rasa senangku bisa melihatnya lagi ada dirumah, aku senang ketika dia pulang dan baik-baik saja, aku senang ketika dia pulang dan masih bs tertawa dan berbagi cerita bersamanya lagi.




kami telah beranjak dewasa, semua tidak lagi sama.. keadaan, keseharian, hidup, dan kami. semua tidak lagi seperti dulu. kami bukan anak kecil lagi, kami bukan orang yang terus "meminta" tapi kami sudah harus "memberi", kami bukan anak yang hanya bisa diam tapi kini kami harus mampu bergerak maju, dan kami bukan anak yang hanya mampu bersembunyi di ketiak orang tua lagi tapi kami harus berada di depan orang tua untuk melindugi mereka.

semua sudah di lalui, masa anak-anak kami, masa remaja kami, dan sekarang adalah masa saat kami mencari jati diri, terlepas dari semua yang ku ceritakan, semua yang ku alami, semua yang kufikirkan dan semua yang kurasakan padanya aku tetap menyayanginya dan menghormati sebagaimana semestinya seorang adik kepada kakak kandungnya. aku tak mampu memberi materi untuknya, aku tak mampu memberi perhatian sebagai mana mestinya dan kadang aku tak mampu menutupi rasa benciku yang membuatnya tak nyaman, tapi dia harus tau aku bahagia menjadi adiknya, menjadi bagian dari hidupnya dan menyaksikan perjalanan hidupnya, dan aku masih ingin terus melihat semua perjalanannya..
aku ingin berada di satu frame foto disaat wisudanya nanti, aku ingin melihat dia bahagia atas kerja keras masa kuliahnya, aku ingin melihatnya di pinang oleh seorang pria dan melihatnya menggunakan gaun pengantin, aku ingin menjadi seorang tante yang baik untuk keponakan kecilku nanti, dan aku ingin melihat dia dan seluruh keluargaku bahagia.

mba.. tetaplah menjadi dirimu yang dulu sekarang dan sampai nanti, semoga kau bisa mengambil beberapa pelajaran dari note ini. kami menyayangimu..