Menunggu..
1, 2 , 3 hari dan tiba pada harinya. Bertemu
kembali, berusaha mengendalikan rasa dan diri.. ba’da ashar waktu yang ku nanti
setelah menunaikan sholat ashar aku bergegas mandi dan mempersiapkan diri.
Sore itu..
Handphone ku berbunyi tanda sebuah pesan masuk,
setelah ku lihat siapa pengirimnya ternyata sebuah nama yang ku tunggu. “Nanti
mau berangkat jam berapa?..” sebuah
pesan dari seseorang di ujung sana, yaa kami sudah membuat janji sebelumnya
bersama teman yang lain juga untuk merembukan sebuah acara untuk mempererat
silaturahmi dengan teman-teman lama, setelah ku baca segera ku balas pesan itu,
“saiki?..” (jawa: sekarang?), dengan
perasaan yang tidak biasa saat mengetik, dan handphone ku pun berbunyi kembali
dan sebuah pesan terlihat disana “ditanya ko balik nanya?..”, dengan tersenyum
ku balas pesan dengan santai “berangkat saiki maksudnya bisa ga kamunya?..” dan
si dia pun kembali membalas “belum mandi..” dengan menghembuskan nafas agak
panjang kubalas sms itu dan dengan sedikit candaan “saya si udah beres dari
tadi, ya udah kamu mandi dulu sana.. bau eh”.
Setelah lama tak kunjung dibalas sms yang ku
kirim, hampir setengah jam ku menunggu dengan rapihnya sambil menonton sebuah acara di televisi,
kemudian handphone ku kembali berdering terlihat sebuah kata ajakan disana
“hayuu..” pertanda si dia sudah tiba diujung gang rumahku, segera ku bergegas
meminta ijin kepada ibuku sebelum pergi.
Di
ujung gang itu terlihat siluet sosok yang ku kenal betul siapa pemiliknya, yaa
dia.. orang yang sedari tadi ku nanti, raut muka yang tidak berubah , sosok
yang sama tapi dengan gaya rambut yang berbeda dengan 3 bulan lalu, terakhir aku bertemu dengannya
rambut dikepalanya masih cepak tapi sekarang dia sangat berubah dengan gaya
rambut biasanya, tapi satu yang tetap sama, dia tetap.. indah.
Dengan baju bergambar siluet dirinya, switer
yang menempel di badannya yang di biarkan terbuka begitu saja, dan jeans hitam
yang dia kenakan. dia.. tampan. dia bersama amad, amad adalah julukan yang
kuberi untuk motor yang selalu setia menemaninya entah ke sekolah atau
kemanapun dia pergi, dan amad adalah motor yang biasa dia gunakan untuk
memberikan tumpangan untukku saat masa sekolah kemarin, suara motornya berisik
dan asap pasti mengepul keluar dari kenalpot saat si amad melaju dengan
gagahnya dijalanan.
Aku berlari kecil menuju ke arahnya, terlihat
senyum disudut sana yang sangat lembut. setiap kali ku melihat senyumnya seakan duniapun mengiyakan
bahwa senyum itu telah membuat atmosfer di sekelilingku berubah menjadi.. indah.
Dengan candanya dia menyeru kecil padaku “jangan
lari-lari, nanti nepluk..” (jawa:
jatuh), dan terdengar tawa renyahnya disana, hanya ku balas dengan sebuah tawa
ringan untuknya. Kini ku berada tepat didekatnya, didekat orang yang ku
fikirkan selama ini, setelah lulus sekolah dan tak bertemu dengan kawan-kawan
lagi, hanya dia yang sering duduk manis dipikiranku setiap hari, orang yang ku
rindu tawanya senyumnya, tubuh tegapnya, sosok konyol dan tenangnya, everything
about him.
Teduh
raut mukanya belum berubah sama sekali
setelah sekian lama tak bertemu, masih dan selalu.. indah.
No comments:
Post a Comment