Friday, 5 October 2012

dipertemukan, kembali..

Menunggu..

1, 2 , 3 hari dan tiba pada harinya. Bertemu kembali, berusaha mengendalikan rasa dan diri.. ba’da ashar waktu yang ku nanti setelah menunaikan sholat ashar aku bergegas mandi dan mempersiapkan diri.

Sore itu..

Handphone ku berbunyi tanda sebuah pesan masuk, setelah ku lihat siapa pengirimnya ternyata sebuah nama yang ku tunggu. “Nanti mau berangkat jam berapa?..”  sebuah pesan dari seseorang di ujung sana, yaa kami sudah membuat janji sebelumnya bersama teman yang lain juga untuk merembukan sebuah acara untuk mempererat silaturahmi dengan teman-teman lama, setelah ku baca segera ku balas pesan itu, “saiki?..” (jawa: sekarang?), dengan perasaan yang tidak biasa saat mengetik, dan handphone ku pun berbunyi kembali dan sebuah pesan terlihat disana “ditanya ko balik nanya?..”, dengan tersenyum ku balas pesan dengan santai “berangkat saiki maksudnya bisa ga kamunya?..” dan si dia pun kembali membalas “belum mandi..” dengan menghembuskan nafas agak panjang kubalas sms itu dan dengan sedikit candaan “saya si udah beres dari tadi, ya udah kamu mandi dulu sana.. bau eh”.
Setelah lama tak kunjung dibalas sms yang ku kirim, hampir setengah jam ku menunggu dengan rapihnya  sambil menonton sebuah acara di televisi, kemudian handphone ku kembali berdering terlihat sebuah kata ajakan disana “hayuu..” pertanda si dia sudah tiba diujung gang rumahku, segera ku bergegas meminta ijin kepada ibuku sebelum pergi.
Di ujung gang itu terlihat siluet sosok yang ku kenal betul siapa pemiliknya, yaa dia.. orang yang sedari tadi ku nanti, raut muka yang tidak berubah , sosok yang sama tapi dengan gaya rambut yang berbeda dengan  3 bulan lalu, terakhir aku bertemu dengannya rambut dikepalanya masih cepak tapi sekarang dia sangat berubah dengan gaya rambut biasanya, tapi satu yang tetap sama, dia tetap.. indah.
Dengan baju bergambar siluet dirinya, switer yang menempel di badannya yang di biarkan terbuka begitu saja, dan jeans hitam yang dia kenakan. dia.. tampan. dia bersama amad, amad adalah julukan yang kuberi untuk motor yang selalu setia menemaninya entah ke sekolah atau kemanapun dia pergi, dan amad adalah motor yang biasa dia gunakan untuk memberikan tumpangan untukku saat masa sekolah kemarin, suara motornya berisik dan asap pasti mengepul keluar dari kenalpot saat si amad melaju dengan gagahnya dijalanan.
Aku berlari kecil menuju ke arahnya, terlihat senyum disudut sana yang sangat lembut. setiap kali ku  melihat senyumnya seakan duniapun mengiyakan bahwa senyum itu telah membuat atmosfer di sekelilingku berubah menjadi.. indah.
Dengan candanya dia menyeru kecil padaku “jangan lari-lari, nanti nepluk..” (jawa: jatuh), dan terdengar tawa renyahnya disana, hanya ku balas dengan sebuah tawa ringan untuknya. Kini ku berada tepat didekatnya, didekat orang yang ku fikirkan selama ini, setelah lulus sekolah dan tak bertemu dengan kawan-kawan lagi, hanya dia yang sering duduk manis dipikiranku setiap hari, orang yang ku rindu tawanya senyumnya, tubuh tegapnya, sosok konyol dan tenangnya, everything about him.
Teduh raut mukanya belum berubah  sama sekali setelah sekian lama tak bertemu, masih dan selalu.. indah.

No comments: