Saturday, 27 August 2022

Seluruh Ku

"Cintamu berlebihan", Katamu padaku malam tadi mengakhiri perdebatan kita yang sebenarnya selalu tidak pernah bertemu ujung

Perdebatan kita hanya selesai karena aku tidak mendebat lagi, bukan karena kita sudah sepakat menemukan solusi

Barangkali iya,semua yang berkaitan denganmu selalu aku buat berlebihan. Hati ku kurang lapang, ikhlas ku kurang luas,sabar ku kurang penuh, hanya cinta ku yang berlebihan.

Apa aku sedang cemburu?

Seingatku Pidi Baiq pernah menulis bahwa cemburu hanya untuk orang-orang yang tidak percaya diri,dan sekarang aku memang sedang tidak percaya diri. Apa kamu mengerti?

Cemburu ku kini bukan lagi pada kancing di bajumu, arloji di pergelangan tanganmu,atau pada Id Card yang menggantung di lehermu setiap kamu pergi bekerja, cemburu ku kini pada hal-hal yang lebih besar dan rumit, sayangnya kamu tidak mau mengerti

Kamu selalu bilang aku harus bisa lakukan sesuatu dengan cepat, tapi aku terlanjur menganggap mu sebagai guru dan aku adalah muridnya. Kamu memaksaku paham rumus logaritma sedangkan aku yang bodoh ini menambahkan angka lima dan dua saja masih sering keliru jumlahnya.

Sejak awal menuju mu aku tidak membawa apapun selain cinta 
Ku kira itu tak cukup, ternyata bagimu berlebihan. Cintaku berlebihan.

Bagiku perdebatan kita tidak pernah berakhir,aku hanya memendamnya dalam diam
Kacaunya kamu menganggap diamku berarti baik-baik saja,tidak ada yang harus dibereskan, tidak ada yang perlu dimintai maaf, tidak ada solusi yang harus diberi

Cintaku berlebihan,marahku berlebihan,Ironisnya bagimu seluruh ku adalah tak cukup.

Wednesday, 24 August 2022

Barangkali Aku

Serupa daun kering yang diinjak sekejap remuk
Barangkali aku pun demikian
Dulu aku bertengger pada pohon rindang yang lebat daunnya
Tapi matahari menyorotiku dengan terlalu
Air dari akar tak sampai pada celah-celahku 
Pupuk tak mampu hidupkan mati suriku

Barangkali aku,
Perempuan yang bodoh nalarnya
Jatuh berkali-kali ke lubang yang sama
Sudahkah kiranya datang masa harus ku ucap tak sudi lagi jatuh cinta?
Padahal ku kira dulu aku bagai hidup di surga
Menganggapmu bagai malaikat tampan rupa
Nyatanya aku jauh dari berharga
Surga bukan milikku yang tak punya apapun untuk membayarnya 

Wednesday, 6 July 2022

Anak Kecil Yang Patut Dikasihani

Anak kecil ini luput diajarkan ibunya kalau saat dewasa nanti akan dia temui orang-orang dewasa lainnya yang padahal mulutnya tidak bisu tapi tidak tahu caranya mengucap kata terima kasih 

Anak kecil ini luput diajarkan Bapaknya kalau saat besar nanti akan dia temui orang-orang besar lainnya yang tidak sudi disebut penjahat tapi kelakuannya jauh dari baik

Kalau anak kecil ini bisa ku temui, ingin ku dekap dia agar dia tidak tumbuh menjadi orang yang bingung dan mudah kaget saat dia temukan bahwa tidak semua ketulusan akan dibalas sama

Kalau anak kecil ini bisa ku sentuh, ingin kupeluk dia agar tidak dilema saat dihadapkan pada kenyataan bahwa dia tidak boleh buruk sangka pada orang lain tapi disaat yang sama tidak juga boleh begitu saja yakin kalau semua orang bisa dipercaya.

Kalau anak kecil ini bisa ku belai, ingin ku timang dia, membiarkannya tidur di bahu ku, membuat dia merasa baik-baik saja meski kepalanya begitu penuh

Sayangnya anak kecil ini tidak bisa ku rengkuh meski dalam tubuhku dia tumbuh.Anak kecil ini adalah aku. 

Sunday, 3 July 2022

Aku Ingin Mencintai Aku

Entah apa yang sudah aku alami di masa lalu hingga saat ini aku tumbuh menjadi orang yang selalu merasa harus menyenangkan orang lain,aku selalu merasa kepentingan orang lain lebih penting dari kepentingan ku sendiri bahkan cenderung mengabaikan diri sendiri.

Rasanya takut sekali jika ada orang yang tidak nyaman denganku, dengan yang kulakukan,dengan yang ada padaku,bahkan aku juga takut jika orang-orang yang hidup bersamaku membuat orang lain tidak nyaman, seperti anak dan suamiku.

Karena ketakutan itu aku jadi tidak menikmati hidup dengan baik, untukku semua harus kupikirkan,semua hal harus kumasukkan dalam kepalaku, masalah satu belum kuatasi, masalah lain sudah kujejalkan,tapi seringnya orang menilai jika yang memenuhi pikiranku itu bukan masalah karena semuanya belum tentu akan terjadi

Menurut orang lain semua kecemasanku, kepanikanku,kehawatiranku tidak valid. Pikiran-pikiran itu hanya hal yang diada-adakan. Dan melihat respon yang demikian bukan membuatku tenang justru membuat kepalaku semakin berat. Benarkah aku yang salah? Benarkah aku yang sering tidak becus bersosialisasi, berinteraksi dengan orang lain?

Yang aku butuh hanya 1 orang saja yang mampu mengerti maksudku. Tidak perlu membantu mencarikan solusi untuk setiap masalah yang ada dalam kepalaku,hanya perlu duduk bersamaku,membuat beban di kepalaku menjadi lebih ringan meski tetap penuh.

Kegilaan ini membuat aku tidak percaya siapapun, termasuk diriku sendiri.Ini benar-benar gila. Bukan mengurai resah aku malah lebih sering merutuki diri. Ini tidak akan selesai. Tidak akan bertemu titik tenang. Aku sering kebingungan apa yang sebenarnya aku butuh? Bahkan menjawab pertanyaan apa yang membuatku bahagia saja aku tidak bisa.Menurut orang lain bahagiaku tidak sederhana. Dan aku akan mengakui itu. Apapun yang orang lain katakan aku iyakan.

Aku sibuk membahagiakan orang lain hingga aku tidak tahu cara membahagiakan diriku sendiri. Kadang aku juga terlalu banyak berharap orang akan melakukan yang sama seperti yang aku lakukan, tapi seringnya yang kuterima justru sebaliknya,ini yang sering membuatku tidak bisa percaya pada siapapun termasuk pada diri sendiri. Sebab aku berkali-kali kecewa karena harapanku sendiri yang menggantung harap pada orang lain.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar,dengan tanpa menganggap diriku akan membebani orang lain, dengan menghargai diri setiap hari, dengan berangkat dan bangun tidur tanpa kepala yang berat.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar, dengan tanpa berharap orang akan melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan pada mereka,dengan tidak menganggap semua orang adalah baik.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar, dengan tanpa melibatkan anak dan suamiku untuk membahagiakan orang lain,dengan membiarkan anakku tumbuh dengan manusiawi,dengan mempersilahkan suamiku hidup dengan apa yang dia yakini benar tanpa perlu persetujuan orang lain.

Aku ingin mencintai diriku dengan benar sebab aku layak dicintai,aku berharga,aku berguna,aku berdaya.

Saturday, 7 May 2022

Arus Balik

Rindu-rindu yang menyesakkan itu sudah meluruh
tapi anehnya pikiran menjadi penuh

Bukan karena absen pekerjaan yang besok hari sudah harus diisi,
tapi penuh dengan pikiran yang sadar bahwa Ibu dan Bapak fisiknya tidak sama lagi 

Saat mencium tangan mereka untuk berpamitan pergi 
keriputnya kian terlihat
tubuhnya kian lemah, 
napasnya tak selega dulu

Apa untuk membahagiakan mereka kita masih cukup waktu?

Monday, 18 April 2022

Jumawa Cinta

Aku selalu merasa bisa membaca senyummu
Kubilang aku mampu mengeja sorot matamu
Anehnya aku sering tak pernah berhasil memahami kata-katamu

Atau mungkin aku yang salah mengerti selama ini
Senyummu bukan mampu ku baca
matamu bukan berhasil ku pahami
Barangkali aku hanya keliru memaknai

Aku terlalu jumawa mencintaimu
Aku memberi apapun yang aku punya
Bodohnya aku tidak menyadari bahwa kamu tidak membalas dengan hal yang sama

Saturday, 9 April 2022

Si People Pleasure

Lagi kewalahan banget ngadepin toddler. Kalo diliat-liat anak kami ini tipe yang sering mati gaya saat sendirian, keliatannya sih dia ini ekstrover,kalo sendirian dia gampang bosen dan jadi pusing sendiri di rumah, pengennya ketemu teman, bersosialisasi, pokoknya ga sendirian

Tapi diperhatiin akhir-akhir ini kok kalo lagi main sama temennya dan ada momen ngambek ke temen  tangannya ringan banget ngegeplak.  Setiap berebutan sama temennya pasti ada adegan nabok duluan 

Kalo soal rebutannya sepaham saya sih lagi masanya,dia lagi belajar pertahanin barang punya dia,dia paham barang miliknya adalah miliknya, apapun yg terjadi itu adalah miliknya,belum boleh langsung dipaksa sharing,sejauh ini selalu bisa sharing setelah disounding dengan kata-kata yang masuk akal dipikirannya tapi kadang  lumayan bikin capek dan sedih juga kalo dia tetep ga mau sharing karena ga semua orangtua paham masa anak di momen ini,seringnya dibilang pelit :(

Dan soal ringan tangannya ini saya belum nemu akarnya dari apa? Harus baca dimana soal ini? Apa tumbuh kembangnya bermasalah?apa cara sosialisasinya selama ini salah?apa didikan saya salah?apa cara saya selama ini membersamai dia salah? :(

Kalo soal kemampuan yang bersangkutan sama dirinya sendiri atau efeknya cuma dia sendiri yang ngerasain saya ga mau ngoyo deh kalo emang ada hal yg dia belum bisa lakuin kayak anak lain,tapi kalo soal kemampuan interaksinya sama orang lain rasanya ga bisa banget liat dia salah :(

Ini barangkali efek saya yang people pleasure,takut banget bikin orang lain ga nyaman deket saya,ga enakan sama orang,harus selalu merasa orang lain mau temenan sama saya.Ini saya sadar salah besar. Cuma parahnya ternyata secara ga sadar saya "maksa" anak melakukan hal yang sama. Ga  nyaman liat anak sendiri melakukan hal yang hawatir akan merepotkan orang lain. Jadi cenderung sering menyalahkan anak sendiri. Merasa anak pokoknya ga boleh bikin orang lain ga nyaman deket dia, pokoknya dia ga boleh ngerepotin orang padahal dia kan cuma anak 3 tahun 😭

Atau mungkin ini efek dari inner child yang saya punya juga? Entah tepatnya bagian mana yang salah di masalalu saya yang sekarang bikin saya tumbuh jadi people pleasure, hawatir sekali kalo orang nantinya jauhin saya dan berpikir jelek soal saya, padahal hal begini kan di luar kemampuan kita untuk kontrol, tapi selalu saya ngerasa "Pokoknya ga boleh ada orang yg mikir jelek tentang gue,gue ga boleh direndahin, gue ga boleh disepelein" kacaunya lagi setelah punya anak ternyata bukan cuma ke diri pribadi saya lakuin ini tapi ke anak juga, "pokoknya anak gue ga boleh direndahin orang,ga boleh ada yg ga nyaman sama dia, ga boleh bikin anak lain sebel ke dia, ga boleh bikin ibu anak lain kesel ke dia" 

Perasaan-perasaan begini yang bikin capek sendiri 😭

Sejujurnya saya juga benci sekali kalau ada orang dewasa yang menyebut anak saya nakal karena ga mau sharing,atau bilang anak saya sombong karena ga mau salim saat  ketemu orang baru. Padahal itu semua wajar banget buat anak kecil.Tapi karena mentingin pendapat orang saya jadi mengiyakan anak saya dianggap jelek. Capek banget kayak ada dua orang di dalam diri sendiri 😭

Saya ga terima anak saya jelek di mata orang,tapi yang saya salahkan justru anak sendiri. Padahal anak ga butuh ibu yang sempurna buat bikin dia jadi baik, anak cuma butuh ibu yang manusiawi, bisa ngerasa salah,tau ada yang namanya kesalahan,dan mau menerima kesalahan.Bukan ibu yang hobbynya menjudge anak sendiri 😭

Setiap anak bikin kesalahan saya langsung ngerasa kalo saya ga pantes jadi ibu. Orang sering menyebut ini berlebihan, terlalu drama,tapi perasaan begitu ga bisa saya kontrol. Anak saya salah karena saya yang salah. Saya salah didik. Saya belum siap jadi ibu. Saya ga pantes jadi ibu.Saya bukan ibu yang baik. Pikiran begini sering datang tiap lagi kesel ke anak. Marah ke anak bagi saya seperti marah ke diri sendiri. Seperti menepuk air dalam dulang.Tangan saya akan sakit,dan airnya memercik ke wajah sendiri.

Lalu saya bingung harus marah pada siapa. Pada diri yang tidak bisa mengatur pikiran? atau pada anak yang meski punya ibu menyebalkan tapi dia masih juga sayang?

Barangkali karena ini juga kenapa setelah jadi ibu saya cuma punya sedikit teman, sebab saya terlalu takut ga bisa menyenangkan orang lain,di saat yang sama saya juga takut direndahkan, diremehkan, dianggap sepele oleh orang lain,ditambah lagi sekarang saya bukan hanya membawa diri sendiri tapi ada anak dan suami yang harus saya kenalkan juga,saya terlalu takut kami ga cukup memuaskan untuk jadi teman yang baik buat orang-orang.

Tapi dengan segala kekacauan itu saya juga sering berterima kasih pada diri sendiri yang meski marah ga pernah menyentuh anak sama sekali, ga memukul, mencubit. menjewer dan semua bentuk kontak fisik lain untuk menyalurkan emosi terhadap anak. Saat kesal saya lebih memilih menjauh, memberi jarak sebentar pada anak lalu menangis dan meremas bantal sendirian. Saya tidak menyalurkan marah pada anak tapi sayangnya jadi marah pada diri sendiri. Ini masalah terbesar saya sampai detik ini :(

Thursday, 31 March 2022

Rindu Bisa Tumbuh

Aku berbicara pada seorang anak tentang Rindu. Dengan polos dia berceloteh bahwa Rindu adalah sebungkus kue coklat yang ingin dia nikmati terus menerus

Aku juga berbincang dengan temanku apa arti Rindu. Katanya itu pasti tentang kenakalan kami semasa SMA

Lalu aku bertanya pada Ibu hal yang sama. Menurutnya Rindu adalah jika aku terlalu nyaman di tanah orang seakan lupa jalan pulang

Terakhir aku mencari tahu soal Rindu pada Kakekku. Namun yang kutemukan justru air mata yang hampir jatuh

Ternyata Rindu milik Kakek  adalah ingin segera pergi menuju Nenek untuk kembali tidur di pembaringan yang sama meski di dalam tanah

Kemudian aku sadar satu hal. Rindu seperti makhluk, dia bertumbuh. Bisa berupa bentuk, berpindah tempat, bahkan berubah waktu

Sesekali Ia menjelma masa lalu, tapi tak jarang dia berwujud masa depan yang belum menentu.

Tuesday, 29 March 2022

Perjalanan Surga

Aku pernah membaca sebait puisi
Isinya bercerita tentang perjalanan menuju Surga
Sang pujangga menulis bahwa jalanan itu amat hampa
Yang sering terdengar hanya suara hela napas yang lesu
Jauh dari tepuk tangan yang riuh
Baru ku tahu kemudian bahwa  perjalanan itu milik para Ibu

Sejak membaca puisi itu rasanya aku ingin menulis surat untuk seluruh Ibu di dunia
Ingin ku jabat tangan mereka dengan kata-kata
Biar sepi itu pecah dihantam tawa
Perjalanan itu akan ku buat meriah
Agar siapapun tak merasa perlu berlomba mencari tahu siapa yang paling hebat dari siapa

Ibu, hujan ada redanya
panas ada teduhnya 
badai ada tenangnya
dan perjalananmu pasti ada ujungnya
Maka benar-benar berbahagialah,
Sebab Surga bukan tempat orang yang senang berpura-pura 

Saturday, 26 March 2022

Kacau

Untukmu yang menyukai kerapihan, sudikah kau mendampingiku yang berantakan?

Sebait puisi yang diam-diam kutulis hampir lima tahun lalu saat ada seorang pemuda hendak meminangku menjadi pendamping hidupnya

Kini pemuda itu barangkali telah mafhum, bahwa puisiku bukan lagi kata-kata,mereka berubah bentuk menjadi isi lemari yang tidak bersusun rapih,lantai rumah yang jarang dipel,atau baju kerja yang sering lupa diambil dari laundry.

Kadang terbayang ingin membelah tengkorak kepalanya, mencari jawaban dari dalam otaknya,kenapa masih sudi memeluk saat aku marah,padahal aku yang salah?

Lain waktu terbesit ingin membedah dadanya, mencari jawaban dari dalam  hatinya,kenapa begitu luas sabarnya untuk pikirku yang sering sempit.

Terimakasih telah sudi menerima kacauku dengan tenangmu.
 

Tuesday, 8 March 2022

Setiap Kita

Setiap kita sesungguhnya munafik

hobby bilang iya padahal tak tertarik

demi dunia sebut manusia paling asyik

 

Setiap kita adalah aktor berpiala citra

rela selalu menjadi siapa saja

takut terlihat apa adanya

 

Setiap kita juga adalah penuntut

memaksa orang menjadi penurut

bersandiwara demi isi perut

 

Setiap kita pendosa

Aku termasuk di dalamnya

Lalu saling tuduh siapa dalang utamanya

Wednesday, 26 January 2022

Cinta Petang Hari

Senja terbenam,

Adzan bersahutan,

Bapak meraih sarung,

Menata peci,

Bocah lugu berwangi minyak bayi merajuk hendak turut,

Bapak selalu jawab tak boleh, Surau bukan tempat bergurau!

Tapi demi buah hati taat Ilahi, petang itu cinta menang lagi,

Bapak sirap hati, tapi anaknya selalu dituntun ke Masjid lagi.